FENOMENA ASTRONOMI - Fenomena hujan meteor Leonis Minorid puncaknya terjadi mulai hari ini pukul 08.00 WIB. Apa itu meteor Leonis Minorid? Yuk kenalan dulu.
Fenomena astronomi di bulan Oktober 2021 ini rupanya kebanyakan terjadi hujan meteor. Bila pekan lalu terjadi hujan meteor Epsilon Geminid dan Orionid, pekan ini bakal terjadi hujan meteor Leonis Minorid.
Mengutip laman Instagram resmi Pusat Riset Antariksa LAPAN (@pussainsa_lapan), pekan ini terjadi hujan meteor Leonis Minorid. Hujan meteor ini sejatinya aktif sejak tanggal 19 - 27 Oktober, namun intensitas meteor maksimumnya terjadi hari ini (25/10/2021) pukul 09.00 WIB.
Tetapi, tahukah Anda tentang meteor yang satu ini? Mari kita kenalan dulu dengan meteor yang memancar dari konstelasi Leo Minor ini.
Baca Juga: Bola api misterius terlihat melintasi langit malam wilayah Midwest Amerika Serikat
Mengenal meteor Leonis Minorid
Leionis Minorids atau yang dulu dikenal Leo Minorids merupakan hujan meteor lemah yang terjadi dari 19 - 27 Oktober setiap tahun. Umumnya memuncak pada tanggal 23 Oktober, namun untuk tahun ini terjadi pada tanggal 25 Oktober.
Apabila Bulan cukup lemah, hujan meteor dapat terlihat dengan mata telanjang. Meteor Leo Minorids ini paling baik diamati dari belahan Bumi utara dengan plot teleskopik.
Hujan meteor ini dikaitkan dengan komet C/1739 K1 dan memancar dari konstelasi Leo Minor. Konstelasi tersebut merupakan yang paling redup di sebelah utara Leo.
Hujan meteor Leonis Minorid kerap kali menghasilkan 2 meteor per jam. Meteor yang satu ini umumnya melintas dengan kecepatan rata-rata 62 kilometer per detik.
Secara umum, hujan meteor merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor terlihat bersinar pada langit malam. Meteori ini terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang dinamakan meteorid, yang memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.
Ukuran meteor umumnya hanya sebesar butiran pasir, dan hampir semuanya hancur sebelum mencapai permukaan Bumi.
Faktor lain yang menyebabkan hujan meteor yakni apabila Bumi melintas dekat orbit sebuah komet dan melewati serpihannya. Meteor Data Centre diketahui telah mencatat sekitar 600 kasus dugaan hujan meteor, dan sekitar 100 telah dibuktikan.
Selanjutnya: Momennya berhasil diabadikan, planet terbesar di tata surya kembali dihantam asteroid
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News