KONTAN.CO.ID - Mengenal sejarah Siskamling dan daerah yang menerapkan kembali pasca pandemi. Pasca demonstrasi 28 Agustus 2025, pemerintah pusat melalui instruksi Mendagri menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas dan keamanan sosial.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakor) secara daring bersama kepala daerah seluruh Indonesia (30 Agustus), Mendagri Tito Karnavian meminta agar kepala daerah mulai mengaktifkan kembali Siskamling.
Sebelum instruksi tersebut, beberapa daerah telah menerapkan kembali Sistem Keamanan Keliling (Siskamling).
Lalu, seperti apa sejarah Siskamling? Simak informasi selengkapnya.
Baca Juga: Kemensos: Korban Meninggal akibat Demo Dapat Santunan Rp 15 Juta
Sejarah Siskamling
Sejarah Siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan) di Indonesia punya akar panjang dan erat kaitannya dengan budaya gotong royong masyarakat.
Melansir dari laman Desa Tenjolayar, bentuk paling sederhana dari Siskamling dikenal sebagai ronda malam atau jaga kampung yang sudah ada sejak masa kerajaan dan kolonial. Pada masa itu, masyarakat melakukan ronda secara bergiliran untuk menjaga keamanan desa, melindungi dari pencurian, perampokan, maupun gangguan lain.
Pemerintah mulai menata sistem keamanan berbasis masyarakat. Tahun 1980-an, Siskamling resmi dijadikan program nasional.
Baca Juga: Gelombang Demo di Indonesia Dipicu Beban Ekonomi dan Krisis Kepercayaan Publik
Gagasan Polisi
Gagasan pengamanan swakarsa pertama kali diperkenalkan oleh Kepala Polisi Awaloedin Djamil, yang mengembangkan konsep mulai dari ronda kampung atau siskamling di lingkungan masyarakat hingga bentuk pengamanan di sektor industri seperti satuan pengamanan (satpam).
Dalam pelaksanaannya, siskamling melibatkan masyarakat sipil sebagai ujung tombak. Sementara itu, tugas pengawasan dan penanggung jawab kegiatan harian di lapangan umumnya diemban oleh seorang hansip.
Siskamling diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Perkapolri) Nomor 23 Tahun 2007.
Baca Juga: 8 Negara Keluarkan Peringatan Perjalanan ke Indonesia Imbas Demo yang Meluas
Konsep Siskamling tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga membangun kepedulian sosial, komunikasi antarwarga, hingga deteksi dini terhadap potensi konflik.
Pada masa Orde Baru, Siskamling identik dengan pos ronda yang banyak berdiri di kampung-kampung, dilengkapi kentongan sebagai alat komunikasi darurat. Seiring waktu, fungsi Siskamling semakin luas, termasuk mendukung program Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) yang menjadi bagian dari strategi Polri.
Kini, Siskamling dipandang bukan sekadar warisan lama, tetapi juga instrumen penting dalam memperkuat keamanan komunitas, terutama saat menghadapi tantangan baru seperti pasca-pandemi, bencana, atau kondisi sosial-politik yang rawan.
Baca Juga: Kewaspadaan Global: 10 Negara Ingatkan Warganya Soal Demo RI
Aktif Kembali Pasca Pandemi
Menariknya, pola ini mengingatkan pada masa pasca pandemi ketika Siskamling kembali digiatkan di berbagai daerah untuk memastikan kedisiplinan warga, keamanan lingkungan, hingga solidaritas sosial.
Kini, di tengah situasi pascademo, Siskamling kembali menjadi instrumen penting yang dihidupkan, sebagai wujud sinergi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat untuk mendeteksi dini potensi gangguan serta menjaga kondusivitas di tingkat akar rumput.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk empati terhadap situasi nasional pasca demonstrasi yang memicu kerusuhan di banyak kota.
Baca Juga: Bapanas Pastikan Distribusi Pangan Tak Terganggu Meski Ada Demo
Contoh Daerah yang Telah Melakukan Siskamling
1. Bandung, Jawa Barat
Melansir dari laman Pemkot Bandung, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan memerintahkan pengaktifan kembali Siskamling di 30 kecamatan seluruh kota. Koordinasi dilakukan melalui Satpol PP, Linmas, Kasi Trantib, kepala kelurahan, dan perangkat daerah lainnya untuk memastikan deteksi dini dan stabilitas keamanan pascademonstrasi.
2. Mataram, Nusa Tenggara Barat
Selain itu, ada Wali Kota Mohan Roliskana mengajak seluruh kepala lingkungan (kaling), lurah, dan camat untuk aktif menjaga keamanan wilayahnya. Para kaling juga diminta patroli dan menyebarkan pesan damai melalui kegiatan komunitas dan musala, sebagai respons terhadap kerusuhan di NTB.
Baca Juga: Aksi Demo RI Dapat Sorotan PBB, KemenluTegaskan Perlindungan Hak Asasi Warga
3. Pasuruan, Jawa Timur
Bupati Rusdi Sutejo menginstruksikan kepada ASN dan masyarakat Pasuruan untuk menggiatkan Siskamling di 24 kecamatan kota. Hal ini disampaikan saat Apel Pagi Bersama, sebagai langkah mencegah kerawanan sosial dan memperkuat keamanan komunitas pascaprotes nasional.
4. Wonogiri, Jawa Tengah
Melansir dari laman Pemkab Wonogiri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mengeluarkan Surat Edaran atau SE yang menginstruksikan setiap kepala desa untuk mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan atau siskamling. Pengaktifan siskamling itu guna mengantisipasi kegaduhan dan aksi massa seperti yang terjadi di sejumlah daerah.
Bupati Wonogiri Setyo Sukarno mengatakan Pemkab sudah menyurati camat dan kepala desa untuk berupaya menciptakan suasana tetap kondusif di tengah gejolak kerusuhan di sejumlah daerah.
Baca Juga: Gelombang Demo di Indonesia Dipicu Beban Ekonomi dan Krisis Kepercayaan Publik
5. Jakarta Pusat
Terbaru, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan malam ke pos-pos Siskamling, seperti RW 07 Kelurahan Kwitang (Jakpus) dan RW 09 Kota Bambu (Jakbar), sebagai bagian dari monitoring dan penguatan keamanan lingkungan oleh aparat dan warga.
Tentu, masih banyak daerah lain yang menyusl mengaktifkan kegiatan Siskamling pasca demonstrasi akhir Agustus 2025 lalu.
Demikian informasi terkait sejarah Siskamling dan daerah yang menerapkan kembali pasca pandemi.
Tonton: Kapolri Jawab Isu Keterlibatan Riza Chalid Sebagai Aktor di Balik Aksi Demo
Selanjutnya: BEM SI Akan Gelar Aksi Damai di DPR Hari Ini
Menarik Dibaca: Katalog Promo Indomaret Super Hemat Periode 4-17 September 2025, Cek Sebelum Belanja!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News