​Sejarah IPA Pejompongan I, proyek pertama penyediaan air minum di Indonesia

Senin, 15 Maret 2021 | 14:04 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Sejarah IPA Pejompongan I, proyek pertama penyediaan air minum di Indonesia

ILUSTRASI. IPA Pejompongan I.


SEJARAH - Proyek raksasa pertama di bidang air minum di Indonesia adalah pembangunan Instalasi Air Minum (IPA) Pejompongan I. 

Proyek tersebut dicatat sebagai tonggak sejarah pengembangan sistem penyediaan air minum di Indonesia.

Dikutip dari akun instagram resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, @kemepupr, pembangunan IPA I Penjompongan didorong oleh kebutuhan air yang sangat mendesak bagi warga Jakarta yang saat itu jumlahnya meningkat dengan sangat pesat. 

Kapasitas pelayanan yang ada dari mata air Ciburial dengan kapasitas 500 liter/detik yang dibangun pada zaman kolonial dinilai tidak akan mencukupi lagi.

Sehingga, pada 23 Desember 1953 dimulailah pembangunan IPA Penjompongan I dengan kapasitas 2.000 liter/detik.  

Angka investasinya sebesar Rp 70 juta dan pengerjaannya memakan waktu 2,5 tahun dengan melibatkan 1.000 tenaga kerja. Seluruh bahan instalasi, termasuk pipa transmisi dan distribusi, didatangkan dari Prancis.

Pada 1957, IPA Penjompongan I mulai mengalirkan produksinya. 

Baca Juga: Salurkan Rp 1,39 triliun, padat karya tunai serap 110.544 tenaga kerja hingga Maret

Kerjasama luar negeri dan pelaksanaan proyek

Dikutip dari buku Beberapa Catatan Sejarah Air Minum Indonesia 1800-2005, Kementerian PUPR, untuk membangun proyek besar seperti IPA Pejompongan I itu, pemerintah harus mengupayakan pinjaman luar negeri. 

Proses untuk mendapatkan pinjaman itu sendiri pada waktu ini sangat berbeda dan unik. 

Pejabat-pejabat Indonesia yang berwenang di bidang pembangunan biasanya mengajukan permintaan pinjaman luar negeri melalui kontraktor-kontraktor asing yang memenangkan tender pembangunan proyek. 

Dalam hal ini, Degremont, perusahaan air minum, yang menjadi penghubung berperan besar dalam meyakinkan Pemerintah Prancis untuk memberikan pinjaman kepada Pemerintah Indonesia.

Dengan demikian terjadilah kerjasama segitiga antara Pemerintah Indonesia, Pemerintah Perancis,dan Degremont dalam serangkaian pembangunan IPA di sejumlah ibu kota provinsi di Indonesia. 

Hingga saat ini, jejak Degremont masih dapat dilihat di berbagai kota di Indonesia, seperti di Bandung, Semarang, dan Banjarmasin. 

Selanjutnya: Menderita kolesterol? Ini bumbu dapur yang ampuh menurunkan kolesterol

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru