KONTAN.CO.ID - Simak apa Mata Uang China beserta sejarah dan perkembangannya. Alat pembayaran di wilayah Tiongkok memiliki sejarah yang sangat panjang, membentang dari masa awal peradaban hingga era modern saat ini.
Mata uang China adalah China Yuan Renminbi atau disingkat CNY. Kata "Renminbi" berarti “mata uang rakyat,” sedangkan "Yuan" adalah satuan dasar dari mata uang tersebut.
Dari bentuk awal berupa kerang kauri dan logam perunggu di zaman kuno, hingga pencetakan koin dinasti, penerbitan uang kertas pertama di dunia pada masa Dinasti Yuan.
Baca Juga: Krisis Karier China: Gelar Bergengsi Tak Menjamin dapat Pekerjaan
Sejarah Mata Uang China
Kini, reformasi mata uang modern dengan lahirnya yuan renminbi, perjalanan mata uang China menjadi cermin transformasi ekonomi yang luar biasa.
Perkembangannya mencerminkan dinamika politik, ekonomi, dan budaya yang terjadi di negeri tersebut selama ribuan tahun.
Saat ini, yuan tidak hanya berperan sebagai alat tukar domestik, tetapi juga menjadi salah satu mata uang penting di perdagangan internasional.
Lalu, seperti apa perkembangan terkait sejarah mata uang dari sebelum masehi hingga kini? Simak informasi menarik selengkapnya.
Baca Juga: Bursa Asia Dibuka Beragam Menjelang Batas Waktu Gencatan Tarif AS–China
1. Periode Awal (± 2000 SM – 221 SM)
Melansir dari Investopedia, Masa Prasejarah dan Dinasti Xia–Shang–Zhou Pada awalnya, masyarakat China tidak menggunakan uang logam atau kertas seperti sekarang. Alat tukar yang digunakan adalah barang-barang berharga seperti kulit binatang, garam, batu giok, dan kerang cowrie (cowry shell).
Sekitar abad ke-12 SM, pada masa Dinasti Zhou, mulai muncul bentuk mata uang logam awal yang dikenal sebagai uang pisau (knife money) dan uang sekop (spade money). Bentuk ini unik karena menyerupai alat pertanian atau senjata kecil.
2. Dinasti Qin (221 – 206 SM)
Setelah Qin Shi Huang menyatukan China pada 221 SM, sistem mata uang juga diseragamkan. Qin memperkenalkan koin bundar dengan lubang persegi di tengah, dikenal sebagai Ban Liang.
Lubang di tengah memudahkan koin untuk dirangkai dengan tali, sehingga mudah dibawa. Bentuk ini menjadi ikon mata uang China selama berabad-abad.
Baca Juga: Kemenhub Kaji Lonjakan Impor Truk CBU China, Soroti Klasifikasi sebagai Barang Modal
3. Dinasti Han hingga Tang (206 SM – 907 M)
Dinasti Han (206 SM – 220 M) melanjutkan penggunaan koin logam tembaga, dengan standar berat dan ukuran yang lebih konsisten.
Pada masa Dinasti Tang (618 – 907 M), perdagangan internasional berkembang pesat melalui Jalur Sutra. Koin logam China digunakan hingga Asia Tengah dan Jepang. Dinasti Tang juga mulai mengenal konsep “uang terbuat dari kertas” sebagai tanda pembayaran, namun penggunaannya masih sangat terbatas.
4. Dinasti Song – Munculnya Uang Kertas (960 – 1279 M)
Dinasti Song adalah pelopor penggunaan uang kertas di dunia. Sekitar abad ke-11, karena kebutuhan perdagangan yang besar dan beratnya membawa koin logam, pemerintah Song memperkenalkan Jiaozi, uang kertas resmi pertama.
Namun, uang kertas ini awalnya hanya berlaku di wilayah tertentu dan harus ditukar dengan koin logam setelah jangka waktu tertentu.
Baca Juga: AS Akan Perpanjang Negosiasi Tarif dengan China Selama 90 Hari Sejak Batas 12 Agustus
5. Dinasti Yuan – Uang Kertas Menjadi Standar Nasional (1271 – 1368 M)
Di bawah kekuasaan Mongol Kublai Khan, uang kertas menjadi alat pembayaran utama di seluruh negeri. Yuan memperkenalkan Chao, uang kertas yang tidak bisa ditukar dengan logam, yang membuatnya menjadi bentuk awal fiat money.
Marco Polo, penjelajah dari Venesia, mengagumi sistem uang kertas ini dan membawanya ke pengetahuan dunia Barat.
6. Dinasti Ming dan Qing (1368 – 1911)
Dinasti Ming awalnya tetap menggunakan uang kertas, tetapi inflasi yang parah membuat masyarakat kembali beralih ke koin logam perunggu dan perak batangan (sycee).
Dinasti Qing (1644 – 1911) mengeluarkan koin tembaga yang disebut cash dan menggunakan perak sebagai standar moneter. Perdagangan internasional membuat perak dari Meksiko dan Spanyol masuk ke China dalam jumlah besar melalui pelabuhan seperti Kanton.
Baca Juga: Dituduh Trump Sarat Konflik dengan China, Ini Penjelasan CEO Intel (INTC) Lip-Bu Tan
7. Era Republik Tiongkok (1912 – 1949)
Setelah runtuhnya Dinasti Qing, sistem mata uang menjadi kacau dengan banyaknya bank swasta dan daerah yang mengeluarkan uang sendiri. Pemerintah Nasionalis (Kuomintang) kemudian memperkenalkan Yuan China modern.
Pada masa Perang Dunia II dan Perang Saudara, inflasi ekstrem terjadi, dan banyak daerah menggunakan mata uang lokal.
8. Era Republik Rakyat China (1949 – Sekarang)
Setelah berdirinya Republik Rakyat China pada 1949, Bank Rakyat China memperkenalkan Renminbi (RMB) sebagai mata uang resmi, dengan satuannya adalah Yuan (¥).
- Seri Pertama RMB (1948–1955) terdiri dari berbagai desain, menggambarkan pertanian, industri, dan simbol revolusi.
- Seri Kedua hingga Keempat memperbaiki kualitas kertas, keamanan, dan desain.
- Seri Kelima (1999 – sekarang) memiliki teknologi cetak canggih dengan fitur keamanan seperti watermark dan tinta berubah warna.
- Tahun 2019, diluncurkan edisi terbaru untuk denominasi ¥1, ¥5, ¥10, ¥20, ¥50, dan ¥100.
Renminbi/Yuan kini menjadi salah satu mata uang terpenting di dunia. Pada 2016, IMF memasukkan Yuan ke dalam keranjang mata uang SDR (Special Drawing Rights) bersama dolar AS, euro, yen, dan pound sterling.
Sehingga, Cina juga mengembangkan Digital Yuan (e-CNY) sebagai mata uang digital resmi negara untuk menghadapi era ekonomi tanpa tunai.
Nilai tukar Yuan dikendalikan secara ketat oleh pemerintah melalui Bank Rakyat China untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Itulah informasi menarik terkait sejarah mata uang China yang menjadi salah satu mata uang bersejarah di dunia.
Tonton: China Minta AS Longgarkan Ekspor Cip Jelang Pertemuan Trump dan Xi Jinping
Selanjutnya: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,28% ke Rp 16.253 per Dolar AS pada Senin (11/8/2025)
Menarik Dibaca: 8 Manfaat Makan Buah Melon bagi Kesehatan Tubuh, Bantu Kontrol Gula Darah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News