Sistem Ekskresi Manusia: Pengertian, Organ-Organ, dan Zat yang Dikeluarkan

Rabu, 20 Juli 2022 | 11:58 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Sistem Ekskresi Manusia: Pengertian, Organ-Organ, dan Zat yang Dikeluarkan


EDUKASI -  Zat-zat sisa yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh, akan dikeluarkan melalui organ-organ yang masuk dalam sistem ekskresi. 

Makanan, minuman, serta oksigen yang masuk ke dalam tubuh kita akan diserap dan diambil zat-zat yang dibutuhkan untuk proses metabolisme. 

Proses ini menghasilkan berbagai zat yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatan dan kinerja tubuh. Selain zat yang berguna, proses metabolisme juga menghasilkan zat sisa.

Melansir dari Sumber Belajar Kemendikbud Ristek, zat sisa ini perlu dikeluarkan dari tubuh agar tidak mengganggu kesehatan. 

Baca Juga: Anda Daftar Gelombang 37 Prakerja? Ini Cara Cek Status Kelulusan Gelombangnya

Proses pengeluaran zat sisa ini disebut dengan ekskresi dan organ-organ yang berperan dalam proses ini tergabung dalam sistem ekskresi. 

Berikut organ-organ yang masuk dalam sistem ekskresi manusia beserta zat yang dikeluarkan. 

Paru-paru

Selain masuk dalam sistem pernapasan, paru-paru juga merupakan salah satu organ dalam sistem ekskresi manusia. 

Organ ini memiliki peran untuk mengeluarkan karbon dioksida atau CO2 dan uap air atau H2O. Kedua senyawa ini merupakan hasil dari proses respirasi di dalam sel-sel tubuh. 

Karbon dioksida diangkut oleh hemoglobin yang ada pada darah kemudian masuk ke dalam paru-paru. 

Bersumber dari Modul Biologi Kelas 11 Kemendikbud Ristek, pertukaran oksigen dan karbon dioksida ini terjadi di alveoli atau alveolus (jamak), yaitu kantong-kantong udara yang terdapat di paru-paru yang terhubung dengan bronkiolus paling kecil. 

Kulit

Organ dalam sistem ekskresi manusia selanjutnya adalah kulit. Kulit merupakan salah satu organ terbesar dan terberat yang dimiliki manusia. 

Organ ini memiliki fungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai infeksi dan luka. Selain itu, kulit juga memiliki fungsi mengeluarkan keringat. 

Keringat mengandung urea, garam (NaCl), sisa metabolisme sel, asam, dan kelebihan air yang merupakan hasil ekskresi tubuh. Kulit manusia terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. 

Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit. Lapisan ini tersusun dari banyak sel epithelial mati yang secara berkala terlepas. 

Baca Juga: Mengenal Proses Pembentukan Urine dalam Organ Ginjal dan Bagian-Bagian yang Terlibat

Sel-sel yang mati akan terdorong oleh sel-sel yang baru. Ketebalan kulit dipengaruhi oleh ketebalan epidermis. 

Di bawah epideremis terdapat lapisan dermis. Pembuluh darah, akar rambut, kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebassea) dan ujung saraf terdapat di lapisan ini. 

Keringat yang keluar dari tubuh kita dipengaruhi oleh pusat pengaturan suhu di dalam otak pada bagian hipotalamus. 

Bagian ini menghasilkan enzim yang mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat yang bernama enzim bradikinin

Ginjal

Organ ini membantu proses ekskresi zat sisa tubuh dan membuangnya dalam bentuk urine. 

Manusia umumnya memiliki dua ginjal atau ren yang terletak di bagian kanan dan kiri tulang pinggang. Ginjal berbentuk seperti kacang merah berwarna merah keunguan. 

Ginjal terhubung dengan kandung kemih melalui saluran sempit atau ureter. Urin yang dihasilkan dari ginjal akan disalurkan melalui ureter dan disimpan pada kandung kemih. 

Saat kandung kemih sudah penuh, urin akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.  

Ginjal memiliki struktur dan fungsi yang kompleks. Organ ini memiliki 2 lapisan yaitu korteks atau kulit ginjal dan medula atau sumsum ginjal. 

Setiap ginjal tersusun atas jutaan unit fungsional yang bernama nefron atau tubulus uriniferous. Nefron tersebut memiliki bagian-bagian kecil lain yang membantu proses pembentukan urin, yakni:

  • Glomerulus
  • Tubulus proksimal
  • Lengkung Henle
  • Tubulus distal
  • Tubulus koletivus (pengumpul)

Hati

Hati merupakan salah satu organ yang masuk dalam susunan sistem ekskresi manusia dan organ terbesar di tubuh kita. 

Organ ini juga biasa dikenal dengan kelenjar detoksifikasi yang berfungsi membuang pigmen, empedu, urea, hingga racun. 

Baca Juga: Hati-Hati! Ini 3 Efek Samping Minum Teh yang Jarang Diketahui, Simak Apa Saja

Setiap harinya, hati atau liver mengekskresi sekitar 1/2 liter empedu. Empedu merupakan cairan berwarna hijau kebiruan yang memiliki asa pahit dan ber-pH 7-7,6. 

Cairan ini mengandung garam mineral, garam empedu, kolesterol, dan pigmen atau warna empedu.

Empedu adalah hasil dari perombakan sel darah merah atau eritrosit yang sudah tua atau rusak di dalam hati. 

Eritrosit tersebut dirombak oleh sel histiosit di dalam hati. Sel ini akan mengurai hemoglobin menjadi senyawa hemin, zat besi, dan globulin. 

Hasil perombakan ini tidak semuanya dibuang. Zat besi atau Fe akan dikembalikan ke sumsum tulang. Sedangkan globulin akan digunakan untuk membentuk Hb baru atau metabolisme protein. 

Senyawa hemin akan diubah di dalam hati menjadi warna empedu yaitu bilirubin dan biliverdin. Kedua zat tersebut kemudian dipindahkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin

Urobilin memiliki warna kuning kecoklatan yang berfungsi memberi warna pada urine dan feses. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana

Terbaru