KESEHATAN - JAKARTA. Dalam beberapa tahun terakhir, tren perjalanan tidak lagi sekadar tentang petualangan atau relaksasi, melainkan juga tentang perbaikan kualitas hidup secara holistik.
Salah satu tren yang diprediksi menjadi primadona pada tahun 2025 adalah "sleep tourism", yaitu konsep liburan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tidur.
Tren ini tidak hanya mencerminkan perubahan gaya hidup masyarakat, tetapi juga menjadi solusi atas masalah tidur yang semakin meluas di seluruh dunia.
Mengapa Kualitas Tidur Menjadi Prioritas dalam Liburan?
Mengutip realsimple, data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa 36,8% masyarakat Amerika mengalami kurang tidur. Fenomena ini semakin diperparah oleh tingginya tingkat stres.
Baca Juga: Petugas Bagasi Berikan Peringatan Penumpang yang Membungkus Kopernya dengan Plastik
Berdasarkan survei Gallup, setengah dari responden melaporkan bahwa stres telah mengganggu kualitas tidur mereka. Hubungan antara stres dan kurang tidur menciptakan siklus negatif yang sulit dihentikan—kurang tidur menyebabkan stres, dan stres pada gilirannya memperburuk kualitas tidur.
Kondisi ini mendorong banyak individu untuk mencari solusi, termasuk melalui liburan. Dengan tujuan utama untuk "istirahat dan pemulihan," liburan yang berfokus pada tidur menjadi alternatif yang menarik. Para pelancong tidak lagi hanya ingin bersantai, tetapi juga memulihkan energi fisik dan mental melalui pengalaman tidur berkualitas.
Evolusi Sleep Tourism: Dari Fasilitas Hingga Pengalaman Unik
Industri perhotelan telah merespons kebutuhan ini dengan menciptakan berbagai fasilitas dan pengalaman yang mendukung tidur berkualitas. Beberapa inovasi yang menonjol meliputi:
1. Peningkatan Fasilitas Tidur di Hotel
Survei dari jaringan hotel ternama, Hilton, mengungkapkan bahwa alasan utama orang bepergian adalah untuk "istirahat dan pemulihan." Sebagai tanggapan, Hilton memperkenalkan berbagai fasilitas seperti:
- Kasur dengan pengatur suhu
- Bedding berkualitas tinggi
- Teknologi peredam suara
- Menu bantal, termasuk pilihan bantal berbahan memory foam dan bulu angsa.
2. Pengalaman Tidur yang Personal dan Eksklusif
Sejumlah resor bahkan menawarkan program tidur yang dirancang khusus. Contohnya:
- Conrad Hotel Bali: Menyediakan terapi tidur “SWAY Sleep Therapy,” di mana tamu dapat beristirahat dalam hammock berbentuk kepompong selama satu jam.
- Castle Hot Springs, Arizona: Menawarkan paket "Soak & Slumber" yang mencakup aktivitas seperti mandi air panas, yoga mindfulness, dan kit tidur berisi masker mata pendingin, teh herbal, serta cokelat untuk relaksasi.
3. Integrasi dengan Wellness Tourism
Tren sleep tourism juga sejalan dengan tren wellness tourism. Banyak destinasi kini menawarkan kombinasi aktivitas seperti meditasi, yoga, dan sound bath, yang semuanya dirancang untuk mendukung tidur yang lebih baik. Namun, inti dari semua pengalaman ini tetaplah pada penciptaan lingkungan tidur yang tenang, nyaman, dan berkualitas tinggi.
Baca Juga: Satu Acara Netflix Ini Selamatkan Perusahaan, Ubah Jadi Bisnis Bernilai US$366 Miliar
Cara Menciptakan Sleep Staycation di Rumah
Tidak semua orang memiliki waktu atau anggaran untuk melakukan perjalanan jauh demi pengalaman sleep tourism. Namun, Anda dapat menerapkan konsep ini di rumah melalui langkah-langkah berikut:
1. Perbarui Kamar Tidur Anda
Pikirkan kamar tidur Anda sebagai ruang tidur mewah di hotel bintang lima. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
- Mengganti seprai dan selimut dengan bahan berkualitas tinggi
- Memastikan peredaman suara yang optimal
- Memilih kasur dan bantal yang sesuai dengan preferensi tidur Anda
2. Jadwalkan Waktu Khusus untuk Sleep Staycation
Pilih akhir pekan panjang atau beberapa hari libur untuk fokus sepenuhnya pada perbaikan pola tidur. Selama periode ini, hindari rutinitas harian dan ciptakan suasana yang benar-benar mendukung relaksasi.
3. Tambahkan Aktivitas Relaksasi
Rancang daftar aktivitas seperti yoga malam, meditasi, atau mandi air hangat dengan aromaterapi. Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu Anda mencapai tidur yang lebih dalam dan berkualitas.
4. Jauhi Layar Elektronik
Usahakan untuk mengurangi paparan layar gadget selama sleep staycation Anda. Hal ini dapat membantu meningkatkan produksi melatonin, hormon yang berperan dalam pengaturan siklus tidur.
Selanjutnya: Indonesia Minta Transparansi Penegakan Hukum Penembakan Pekerja Migran di Malaysia
Menarik Dibaca: Rayakan Hari Imlek, Subway Indonesia Kenalkan Menu Thai Shrimp
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News