Virus corona varian Delta, begini gejala dan cara penularannya

Jumat, 16 Juli 2021 | 19:00 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Virus corona varian Delta, begini gejala dan cara penularannya


COVID-19 - Masyarakat perlu mewaspadai gejala serta cara penularan virus corona varian baru yang pertama kali ditemukan di India, varian Delta. 

Setiap varian virus corona memiliki ciri-ciri yang berbeda terutama pada tingkat penularannya. Karenanya, masyarakat perlu memahami bagaimana gejala dan cara penularan masing-masing varian. 

Dokter spesialis paru RSUI dr. Gatut Priyonugroho menjelaskan, varian Delta lebih menular dibandingkan dengan varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris. 

“Virus corona varian Alpha dari Inggris bisa menular dari satu orang kepada enam orang, dan varian Delta dari satu orang menularkannya kepada delapan orang," kata dr. Gatut dalam webinar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) seperti dikutip dari laman UI

"Angka tersebut tidak saklek, tapi menggambarkan bahwa semudah itu varian virus corona yang baru menular,” katanya. 

Menurut dia, seseorang yang sudah terinfeksi Covid-19 dan mendapatkan vaksin, maka antibodi naik kecuali untuk varian Delta. 

Ketika seseorang sudah terkena varian Delta kemudian mendapatkan vaksin, maka keefektifannya tidak sebaik seseorang yang belum terkena varian Delta. 

Baca Juga: Rasa cemas dan stres meningkat saat pandemi, ini tips cara menghilangkannya

Gatut menyampaikan, pembersihan pada ruangan maupun tubuh lebih utama dibanding disinfeksi.

“Kalau tangan kita kotor, jangan didisinfeksi saja tapi tidak dibersihkan. Bersihkan dulu menggunakan sabun, karena cara ini paling aman untuk merontokkan struktur virus yang hinggap pada tangan kita,” tegasnya. 

Gejala varian Delta

Gejala yang ditimbulkan oleh virus corona varian Delta hampir sama dengan gejala dari varian lainnya. Gejala yang biasa dialami pasien di antaranya adalah: 

  • Demam (94 persen).
  • Batuk (79 persen).
  • Sesak (55 persen).
  • Berdahak (23 persen).
  • Nyeri badan (15 persen).
  • Lelah (23 persen).
  • Sakit kepala (8 persen).
  • Rinorea (7 persen).
  • Batuk darah (5 persen).
  • Diare (5 persen). 
  • Anosmia (3 persen). 
  • Mual (4 persen). 

Baca Juga: Pos Indonesia buka lowongan kerja, ada banyak posisi yang ditawarkan

Gatut mengatakan, jika seseorang terkena gejala Covid-19 ringan, pada umumnya ia baik-baik saja (hanya 0,1 persen berat). Banyak masyarakat yang menganggap pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 akan lebih kebal terhadap virus tersebut. 

“Mereka yang pernah kena Covid-19 bukan berarti dia sudah menumbuhkan antibodi, tetapi itu juga tandanya dia terbukti rentan terkena Covid-19, karena virus itu cocok dengan tubuhnya sehingga mudah masuk," katanya.

"Maka, kita juga cukup sering menemukan kasus orang yang terinfeksi virus Covid-19 untuk yang kedua kalinya,” imbuh dia. 

Berdasarkan informasi dari WHO, pasien dapat dikeluarkan dari isolasi setelah sepuluh hari positif SARS CoV2 (asimptomatik), dan sepuluh hari sesudah on set gejala dan terbebas dari gejala (simptomatik). 

Meskipun sudah bebas dari isolasi mandiri maupun isolasi di rumahsakit, protokol kesehatan tetap harus dipatuhi dan menerapkan pola hidup bersih juga sehat. 

Mengingat kasus positif di Indonesia semakin meningkat, Dekan FIA UI Prof. Candra Wijaya menekankan, pengetatan protokol kesehatan menjadi sebuah keharusan. 

"Covid-19 itu ada. Kalau belakangan kita mendengar dari berita banyak yang menderita Covid-19, sekarang kita mendengar dari WhatsApp Group kita, saudara kita, keluarga kita yang kita sayangi terjangkit Covid-19,” ungkapnya.

Selanjutnya: Holding BUMN pertambangan ini bakal buka lowongan kerja, cek infonya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tiyas Septiana

Terbaru