KESEHATAN - JAKARTA. China saat ini sedang menghadapi lonjakan kasus infeksi virus pernapasan yang disebabkan oleh human metapneumovirus (hMPV).
Virus ini menjadi perhatian publik setelah laporan media menunjukkan peningkatan kasus selama musim dingin tahun 2025.
China is facing a new virus outbreak, with HMPV spreading rapidly and causing flu-like and COVID-19-like symptoms. pic.twitter.com/tkp7TQ9xCD — Globe Eye News (@GlobeEyeNews) January 4, 2025
Apa Itu Human Metapneumovirus (hMPV)?
Mengutip sciencealert, Human metapneumovirus (hMPV) pertama kali ditemukan oleh ilmuwan di Belanda pada tahun 2001. Mereka mendeteksi virus ini dalam sampel dari anak-anak yang tidak menunjukkan infeksi virus pernapasan yang sudah dikenal.
Baca Juga: Sudah Masuk Indonesia, Apakah Virus HMPV Sama dengan Covid-19? Ini Kata Menkes
Namun, penelitian lebih lanjut menemukan bahwa hMPV sebenarnya telah ada jauh sebelumnya. Bukti keberadaan antibodi terhadap virus ini dalam sampel dari tahun 1950-an menunjukkan bahwa infeksi hMPV telah menjadi hal umum selama beberapa dekade.
Studi menunjukkan bahwa hMPV telah menyebar di hampir semua wilayah di dunia. Sebelum pandemi COVID-19, data dari Australia mengungkapkan bahwa hMPV adalah virus ketiga yang paling sering ditemukan pada kasus infeksi pernapasan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
Pada orang dewasa, virus ini berada di bawah influenza dan respiratory syncytial virus (RSV), sementara pada anak-anak, RSV dan parainfluenza menempati posisi teratas.
Gejala dan Dampak Kesehatan
Gejala infeksi hMPV mirip dengan gejala flu biasa, seperti:
- Hidung meler
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Batuk
Baca Juga: Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes: Mirip Flu Biasa, Tidak Perlu Panik
Risiko pada Kelompok Rentan
Walaupun sebagian besar kasus infeksi hMPV tergolong ringan, virus ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada:
- Anak-anak kecil: Infeksi saluran pernapasan atas sering terjadi pada anak-anak di bawah lima tahun.
- Lansia: Kelompok usia ini lebih rentan terhadap komplikasi, termasuk pneumonia.
- Individu dengan kondisi medis tertentu: Orang dengan penyakit jantung, asma, atau emfisema dapat mengalami perburukan gejala.
- Pasien dengan sistem imun lemah: Terutama mereka yang pernah menjalani transplantasi sumsum tulang atau paru-paru.
Komplikasi serius yang dapat terjadi meliputi pneumonia, yang ditandai dengan sesak napas, demam tinggi, dan mengi. Pada beberapa kasus, hMPV juga dapat memperburuk kondisi paru-paru yang sudah ada sebelumnya.
Penularan dan Pencegahan
hMPV diyakini menyebar melalui kontak dengan sekresi pernapasan, baik melalui udara maupun permukaan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, langkah-langkah berikut dapat membantu mengurangi risiko penularan:
- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun.
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
- Menggunakan masker saat merasa tidak sehat.
- Membersihkan permukaan yang sering disentuh secara rutin.
Baca Juga: Kasus HMPV Melonjak di Malaysia, India & China, Kenali Gejala dan Cara Penularannya
Apakah Ada Vaksin atau Pengobatan?
Hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik yang terbukti efektif untuk infeksi hMPV. Namun, beberapa penelitian sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin berbasis mRNA, serupa dengan vaksin RSV. Salah satu perusahaan farmasi besar, Moderna, telah memulai uji coba klinis untuk vaksin hMPV.
Bagi pasien dengan gejala berat, beberapa antivirus mungkin memberikan manfaat, meskipun efektivitasnya masih dalam tahap penelitian.
Selanjutnya: Dr Stone Season 4 Episode 1 Tayang Jam Berapa? Simak Sinopsis dan Tempat Streaming
Menarik Dibaca: Wajib Waspada! Inilah Ciri-ciri Diabetes pada Remaja yang Sering Diabaikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News