SPACE - Yuk cari tahu tentang aktivitas Matahari, berikut ini penjelasan serta dampaknya. Aktivitas ini kerap kali digunakan untuk menggambarkan gejala-gejala aktif pada Matahari, kira-kira apa saja dampaknya?
Matahari yang Anda lihat setiap hari, terbit dari timur dan terbenam di arah barat merupakan pusat dari tata surya. Tidak hanya sebagai pusat tata surya, Matahari merupakan sebuah bintang yang paling dekat dengan Bumi.
Bicara tentang Matahari, benda langit sekaligus sumber panas alami makhluk yang ada di alam semesta ini juga melakukan aktivitas yang telah terjadi di masa lalu dan masih berjalan sampai hari ini hingga selanjutnya akan terus terjadi.
Aktivitasi Matahari sebenarnya dapat digambarkan sebagai gejala-gejala yang aktif pada Matahari. Bukan hanya itu, aktivitas Matahari juga berdampak terhadap cuaca antariksa yang bersifat dinamis.
Beberapa waktu lalu, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Johan Muhammad membagikan beberapa informasi menarik seputar aktivitas Matahari, khususnya terkait Indonesia yang berisiko rendah terdampak aktivitas dari Matahari ini.
Johan menjelaskan, Matahari sebagai sumber energi utama di tata surya memiliki pengaruh terhadap cuaca antariksa.
Baca Juga: Puncak Hujan Meteor Perseid Bisa Disaksikan di Seluruh Wilayah Indonesia, Mau Lihat?
"Cuaca antariksa merupakan keadaan di lingkungan antariksa, khususnya antara Matahari dan Bumi, yang meliputi kondisi Matahari, medium antarplanet, atmosfer atas Bumi (ionosfer), dan selubung magnet Bumi (magnetosfer)," katanya.
"Seperti halnya cuaca di Bumi, cuaca antariksa bersifat dinamis dan sangat bergantung pada aktivitas Matahari," ujar dia, seperti yang dikutip dari laman resmi BRIN.
Matahari secara rutin melepaskan energi dalam bentuk radiasi. Oleh karena itu, beberap aktivitas Matahari yang berpengaruh bersar terhadap kondisi cuaca antariksa di antaranya adalah flare, lontaran massa korona, dan angin surya.
"Aktivitas Matahari secara langsung mengubah kerapatan dan tekanan plasma di medium antarplanet dan ionosfer, serta meningkatkan tekanan magnetik pada magnetosfer Bumi," jelas Johan.
"Akibatnya, sinyal gelombang elektromagnetik yang biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan komunikasi dan navigasi dapat terganggu saat terjadi aktivitas Matahari yang ekstrem," tambah Johan.
Kabar baiknya, Indonesia tidak terkena dampak sebesar daerah yang berada di lintang tinggi, seperti di sekitar kutub Bumi. Sebab, letak Indonesia yang berada di garis khatulistiwa.
Meski demikian, Indonesia bukan berarti benar-benar terbebas dari dampak badai Matahari.
Cuaca antariksa akan banyak terdampak pada gangguan sinyal radio frekuensi tinggi (HF) dan navigasi berbasis satelit, seperti GPS.
Johan menjelaskan, cuaca antariksa akibat aktivitas Matahri di Indonesia akan mengganggu komunikasi antarpengguna radio HF dan mengurangi penentuan posisi navigasi berbasis satelit, contohnya seperti GPS.
Mneurutnya, Matahari memiliki siklusi sekitar 11 tahun sekali. Siklus ini sifatnya tidak selalu sama di setiap saat.
Terkadang, Matahari sangat aktif melepaskan energi eksplosif, sementara di periode lainnya bersikap sangat tenang.
Baca Juga: Mengenal Meteor, Meteoroid, Meteorit, hingga Hujan Meteor, Simak Penjelasannya
Siklus 11 tahunan ini telah dikenal lama oleh umat manusia. Setidaknya, keberadaan siklus Matahari telah terdokumentasi dengan baik sejak abad 18.
Saat ini, kita sedang berada di awal siklus ke-25 yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2024-2025. Pada saat itu, aktivitas Matahari akan meningkat dengan frekuensi kejadian flare dan lontaran massa korona kemungkinan akan bertambah.
Dikutip dari akun resmi Instagram BRIN (@lapan_ri), pemantauan Matahari oleh Rian Pramudia S. dari BPAA BRIN Pasuruan, tampak banyak titik matahari kira-kira berukuran 183 ribu km atau setara mengelilingi Bumi sebanyak 4 kali.
Matahari yang sedang aktif ditandai dengan banyaknya kemunculan bintik Matahari. Berikut ini penampakan bintik Matahari yang sumbernya diambil dari akun resmi BRIN (@lapan_ri):
Itulah beberapa informasi yang dapat Anda ketahui tentang aktivitas Matahari dan dampaknya, terutama untuk wilayah Indonesia yang kabar baiknya rendah risikonya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News