KESEHATAN - Jakarta. Obat batuk bisa didapat di toko tetangga hingga apotik. Namun jangan salah, ada banyak jenis obat batuk. Kenali masing-masing kegunaan dan efek samping obat batuk tersebut sebelum meminumnya.
Di pasaran, tersedia beragam jenis obat batuk untuk mengobati masalah kesehatan ini. Obat batuk tersebut memiliki bahan aktif dan fungsi yang berbeda, sesuai dengan jenis penyakitnya.
Ada obat batuk berdahak, obat batuk kering, obat batuk dan flu, obat batuk alergi, sampai obat batuk dan pilek. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait jenis obat batuk, fungsi, dan efek sampingnya.
Terdapat beragam jenis obat batuk di pasaran dengan bahan aktif berbeda sesuai fungsinya, yakni:
Obat Batuk Antitusif
Dilansir dari Patient, obat batuk ini bekerja dengan cara mengurangi refleks batuk. Fungsi obat batuk ini untuk mengatasi batuk kering. Contoh obat batuk ini: dextromethorphan, pholcodine.
Baca juga: Warren Buffett melepas saham bank, masuk saham-saham pabrik obat
Obat Batuk Ekspektoran
Obat batuk ini bekerja dengan melonggarkan saluran napas, sehingga penderita bisa mengeluarkan lendir atau dahak yang berlebihan. Fungsi obat batuk ini untuk mengatasi batuk berdahak. Contoh obat batuk ini: guaifenesin, ipecacuanha.
Obat Batuk Antihistamin
Obat batuk ini bekerja dengan mengurangi pelepasan histamin atau zat yang dikeluarkan tubuh saat terkena alergi atau infeksi, dengan begitu produksi lendir dari paru-paru bisa berkurang.
Fungsi obat batuk ini untuk mengatasi batuk karena alergi. Contoh obat batuk ini: brompheniramine, chlorphenamine, diphenhydramine, doxylamine, promethazine, triprolidine.
Obat Batuk Dekongestan
Obat batuk ini bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah di paru-paru dan hidung. Fungsi obat batuk ini untuk mengatasi batuk dan pilek atau batuk dan flu. Contoh obat batuk ini: fenilefrin, pseudoefedrin, efedrin, oxymetazoline, xylometazoline.
Obat batuk kombinasi
Melansir WebMD, beberapa obat batuk mengandung bahan aktif kombinasi antara antitusif, dekongestan, dan penghilang rasa sakit. Fungsi obat batuk ini umumnya untuk mengatasi batuk disertai gejala flu seperti tidak enak badan, hidung tersumbat, dan badan terasa nyeri.
Efek samping obat batuk
Obat batuk yang tersedia di pasaran umumnya aman digunakan sebagian besar orang dewasa dan anak-anak di atas usia enam tahun. Anak-anak di bawah enam tahun lebih disarankan mengonsumsi obat batuk alami atau minum obat batuk yang diresepkan dokter.
Demikian juga dengan penderita penyakit kronis, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat batuk yang dijual bebas di apotek atau toko obat.
Sebelum membeli obat batuk, tanyakan kepada apoteker apakah obat batuk yang akan dibeli aman dan tidak bereaksi dengan obat lain yang sedang dikonsumsi. Baca dengan cermat informasi dalam kemasan obat.
Pasalnya, beberapa obat batuk juga mengandung bahan lain seperti parasetamol, ibuprofen, atau bahan lain. Hindari dosis obat berlebihan dari komposisi sejenis dari obat yang sudah Anda minum.
Obat batuk jenis dextromethorphan dapat memengaruhi obat antidepresi jenis penghambat oksidase monoamine (MAOI). Reaksi dua obat ini bisa meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, penderita tekanan darah tinggi dan penyakit jantung perlu berhati-hati saat minum obat batuk jenis dekongestan. Agar lebih aman, jika Anda sedang menjalani pengobatan apa pun, tanyakan kepada dokter Anda sebelum minum batuk yang dijual bebas di pasaran.
Jika Anda sudah minum obat batuk lebih dari dua minggu dan batuk tak kunjung sembuh, Ada juga perlu berkonsultasi ke dokter.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Jenis Obat Batuk, Fungsi, dan Efek Sampingnya",
Penulis : Mahardini Nur Afifah
Editor : Mahardini Nur Afifah
Selanjutnya: Kabar gembira, vaksin Covid-19 buatan Bio Farma dapat izin edar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News