ALUTSISTA - Mengenal apa itu Amunisi yang menjadi perlengakapan Tentara maupun Polisi. Masyarakat tengah dalam perbincangan adanya pemusnahan amunisi yang terjadi di Garut.
Amunisi merupakan segala jenis bahan atau perlengkapan yang digunakan dalam senjata api, senjata berat, atau alat peledak, yang berfungsi sebagai proyektil untuk menyerang atau bertahan.
Melansir dari laman Law Cornell, Amunisi umumnya terdiri dari peluru, mesiu (bahan peledak), selongsong, dan primer (pemicu ledakan). Amunisi bisa berbentuk peluru tajam, granat, mortir, roket, hingga bom—tergantung pada jenis senjatanya.
Baca Juga: Tewaskan 13 Korban, Ini Kronologi Amunisi Kedaluwarsa Meledak di Garut
Fungsi Amunisi
Fungsi utama amunisi adalah sebagai bahan tembak untuk senjata. Di kalangan militer, amunisi digunakan dalam latihan, operasi tempur, dan pertahanan.
Jenis-jenis amunisi juga bisa berupa proyektil senjata, bahan peledak, hingga yang ringan atau tidak mematikan.
Di kalangan sipil, amunisi dipakai untuk keperluan berburu, olahraga menembak, atau pertahanan diri untuk negara yang melegalkan senjata.
Amunisi sangat berbahaya apabila tidak ditangani dengan benar. Ledakan tak disengaja bisa terjadi jika amunisi terkena panas tinggi, gesekan, atau tekanan.
Baca Juga: Ledakan Amunisi di Garut, Lokasi Disterilkan dan Penyelidikan Masih Berlangsung
Selain itu, amunisi yang disimpan atau dimiliki secara ilegal dapat digunakan dalam tindak kejahatan seperti penembakan, terorisme, atau konflik bersenjata.
Di tangan yang tidak berwenang, amunisi bisa menjadi ancaman serius bagi keselamatan masyarakat.
Amunisi juga memiliki rentang waktu terbaik untuk digunakan agar optimal, karena mengandung bahan kimia. Sehingga, terdapat kadaluwarsa sebagai batas waktu digunakan karena dapat membahayakan di kemudian hari.
Baca Juga: Ledakan Amunisi di Garut, Kepala Gudang Pusat 3 TNI AD Jadi Korban
Alasan Amunisi Memiliki Kedalawarsa
Ada beberapa alasan amunisi senjata memiliki batas waktu penggunaan dan perlu dimusnahkan.
1. Ketidakstabilan Bahan Kimia
Seiring waktu, komponen dalam amunisi seperti mesiu dan bahan peledak dapat mengalami degradasi kimia. Hal ini membuat amunisi menjadi tidak stabil dan berisiko meledak secara tidak terduga, bahkan tanpa pemicu eksternal.
Melansir dari Emedia MPR RI, TB Hasanuddin, anggota Komisi I DPR RI, amunisi kedaluwarsa tidak semuanya meledak serentak saat diledakkan; beberapa bisa meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal.
2. Risiko Ledakan Tak Terkendali
Melansir dari laman Gunsafetytrainingpro, Amunisi yang telah melewati masa pakainya dapat meledak secara spontan akibat suhu tinggi, gesekan, atau benturan kecil. Ledakan tak terkendali ini dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan lingkungan.
Insiden di Desa Sagara, Garut, pada 12 Mei 2025, di mana 13 orang tewas akibat ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa, menjadi contoh nyata dari bahaya ini.
Baca Juga: Hamas Menyatakan akan Membebaskan Sandera Tentara Israel Berusia 21 Tahun
3. Mencegah Penyalahgunaan
Amunisi yang tidak dimusnahkan berisiko jatuh ke tangan yang tidak berwenang dan disalahgunakan untuk tindakan kriminal atau terorisme. Pemusnahan amunisi memastikan bahwa bahan berbahaya ini tidak digunakan untuk tujuan yang merugikan masyarakat.
4. Standar Militer dan Prosedur Internasional
Setiap satuan militer di seluruh dunia memiliki prosedur standar untuk amunisi usang sebagai bagian dari manajemen gudang senjata sehingga perlu dimusnahkan.
Proses ini biasanya dilakukan dengan diledakkan di tempat khusus yang jauh dari pemukiman warga.
Itulah pengertian apa itu Amunisi yang menjadi perlengakapan Tentara maupun Polisi beserta fungsinya dalam persenjataan.
Tonton: Bersiap Perang, Kim Jong Un Serukan Pembangunan Tentara Modern
Selanjutnya: Soal Tawaran Jet Mewah Jumbo dari Qatar, Trump: Bodoh Jika Menolak Pesawat Gratis!
Menarik Dibaca: 8% Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau 2025, Di Mana Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
