Apa Itu Stoikisme? Ini Arti, Sejarah, Perkembangan, dan Cara Menerapkan dan Kehidupan

Jumat, 14 Februari 2025 | 15:42 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Apa Itu Stoikisme? Ini Arti, Sejarah, Perkembangan, dan Cara Menerapkan dan Kehidupan

ILUSTRASI. Meditasi untuk melakukan refleksi


CARI TAHU - Kenali apa itu Stoikisme yang berkembang di kalangan anak muda. Perkembangan media sosial membuat banyak perubahan gaya hidup lewat berbagai jenis dan aliran di dunia.

Melansir dari laman Ensiklopedia Stanford, Stoikisme adalah sebuah aliran filsafat yang menekankan pengendalian emosi, hidup selaras dengan alam, serta menerima segala hal yang berada di luar kendali kita dengan ketenangan dan kebijaksanaan.

Inti ajarannya adalah bahwa kebahagiaan sejati diperoleh bukan dari kekayaan atau status sosial, tetapi dari kebajikan, pengendalian diri, dan pengetahuan akan apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak.

Baca Juga: Apa Arti Rakyat Jelata? Ini Sejarah, Ciri-ciri, dan Penjelasan dari KBBI

Sejarah dan Perkembangan

Kapalbhati

Stoikisme lahir di Yunani Kuno sekitar abad ke-3 SM. Filsafat ini didirikan oleh Zeno dari Citium, seorang filsuf dari Siprus yang mengajar di Stoa Poikile (beranda berlukis) di Athena—yang kemudian menjadi asal nama "Stoikisme."

Fase penting dalam perkembangan Stoikisme:

  • Fase Yunani (Stoa Kuno): Dipimpin oleh Zeno dan diteruskan oleh Cleanthes dan Chrysippus. Pada masa ini, Stoikisme membentuk dasar-dasar ajarannya.
  • Fase Romawi: Stoikisme berkembang pesat di Kekaisaran Romawi. Beberapa filsuf Stoik terkenal pada masa ini adalah:
  • Seneca: Menulis banyak karya yang mengajarkan kebajikan dan pengendalian emosi.
  • Epictetus: Seorang mantan budak yang mengajarkan bahwa kebebasan sejati datang dari pengendalian pikiran.
  • Marcus Aurelius: Kaisar Romawi yang menulis Meditations, sebuah refleksi pribadi tentang penerapan Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah masa Romawi, Stoikisme mengalami penurunan pengaruh, tetapi ajarannya tetap bertahan hingga masa modern.

Baca Juga: Apa Itu Prosa Menurut KBBI? Ini Arti, Ciri-ciri, Jenis, dan Contoh Karya Sastra

Perkembangan Modern

Stoikisme kembali mendapatkan perhatian pada abad ke-20 dan 21, terutama di kalangan filsuf, psikolog, dan praktisi pengembangan diri. Banyak konsep Stoikisme yang diintegrasikan ke dalam terapi modern, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang mengajarkan pengendalian pikiran dan emosi negatif.

Selain itu, Stoikisme juga dipopulerkan oleh tokoh-tokoh modern seperti Ryan Holiday, yang menulis buku The Daily Stoic, serta oleh berbagai komunitas dan organisasi yang mempromosikan filsafat ini sebagai panduan hidup sehari-hari.

Penerapan Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-hari

Stoikisme dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan untuk mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan:

1. Pengendalian Emosi

Stoikisme mengajarkan bahwa tidak memiliki kendali atas kejadian-kejadian di luar diri, seperti cuaca, keputusan orang lain, atau hasil suatu peristiwa. Namun, Anda sepenuhnya bertanggung jawab atas bagaimana seseorang merespons kejadian tersebut.

Dengan mengendalikan pikiran dan emosi, seseorang dapat menghindari reaksi berlebihan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, jika menghadapi kritik atau situasi tidak menyenangkan, seseorang bisa memilih untuk tetap tenang dan menggunakan logika daripada terjebak dalam kemarahan atau kekecewaan.

Tujuannya adalah mencapai keseimbangan batin dan menghindari penderitaan emosional yang tidak perlu.

Baca Juga: Penulisan Konkret atau Konkrit yang Benar Menurut KBBI, Arti, hingga Penggunaan

2. Menerima Ketidakpastian

Hidup penuh dengan ketidakpastian, dan Stoikisme menekankan pentingnya menerima hal-hal yang tidak dapat diubah, seperti kematian, kehilangan, atau penolakan. Alih-alih melawan kenyataan atau terjebak dalam kesedihan berkepanjangan, Stoikisme mengajarkan untuk menghadapi kenyataan dengan ketenangan.

Dengan menerima ketidakpastian sebagai bagian alami dari kehidupan, seseorang dapat menemukan kedamaian dalam hati meskipun menghadapi situasi sulit. Prinsip ini membantu tetap tenang dan tidak mudah goyah ketika menghadapi tantangan atau perubahan besar.

3. Fokus pada Kebajikan

Stoikisme menekankan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari kekayaan, status sosial, atau kesuksesan material, melainkan dari kebajikan. Kebajikan dalam Stoikisme meliputi kejujuran, keberanian, kebijaksanaan, dan keadilan.

Adanya tindakan memprioritaskan nilai-nilai ini, seseorang dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan terhormat.

Contohnya, Anda menghadapi situasi sulit dengan keberanian atau memperlakukan semua orang dengan adil dan hormat dapat memberikan rasa puas yang lebih mendalam dibandingkan pencapaian materi. Fokus pada kebajikan juga membantu kita menghadapi tantangan tanpa kehilangan prinsip atau integritas.

Baca Juga: Cap Go Meh: Perayaan Megah Penuh Tradisi, Ritual Sakral, dan Simbol Keberuntungan!

Meditasi mindfulness

4. Latihan Refleksi

Refleksi harian adalah bagian penting dari Stoikisme. Setiap malam, seseorang dianjurkan untuk merenungkan tindakan, pikiran, dan keputusan yang telah seseorang buat sepanjang hari. Tujuan refleksi ini adalah untuk mengevaluasi kesalahan dan keberhasilan, serta mencari cara untuk memperbaiki diri di masa mendatang.

Misalnya, saat seseorang menyadari bahwa kita bereaksi terlalu emosional terhadap suatu situasi, seseorang bisa berkomitmen untuk lebih tenang di lain waktu. Dengan refleksi yang teratur, kita dapat terus bertumbuh dan memperbaiki kualitas hidup serta hubungan dengan orang lain.

5. Amor Fati (Cinta Takdir)

Amor Fati adalah konsep yang mengajarkan untuk menerima dan mencintai takdir seseorang apa adanya, termasuk semua kejadian baik dan buruk yang terjadi dalam hidup. Alih-alih mengeluh atau menolak nasib,

Stoikisme mengajarkan untuk melihat setiap kejadian sebagai peluang pembelajaran dan pertumbuhan. Contohnya, jika menghadapi kegagalan atau kehilangan, kita dapat memilih untuk melihatnya sebagai pengalaman yang memperkuat dan mengembangkan karakter seseorang.

Dengan sikap Amor Fati, hidup tidak hanya menjadi lebih bermakna, tetapi kita juga dapat menemukan rasa syukur dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kesulitan.

Itulah penjelasan terkait apa itu Stoikisme Stoikisme yang berkembang di kalangan anak muda.

Tonton: Cara Mengolah dan Manfaat Biji Durian untuk Kesehatan

Selanjutnya: Cara Beli Paket Data dan Bayar Tagihan Pascabayar dengan myBCA

Menarik Dibaca: Cara Beli Paket Data dan Bayar Tagihan Pascabayar dengan myBCA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti
Terbaru