SEJARAH - JAKARTA. Simak sejarah Hari Kebangkitan Nasional setiap 20 Mei. Pada tahun 2025, Hari Kebangkitan Nasional telah memasuki peringatan ke-117 tahun.
Paruh pertama abad ke-20, muncul beberapa organisasi kepemimpinan baru yang berkontribusi pada "Kebangkitan Nasional Indonesia".
Momen ini dimungkinkan melalui kebijakan Politik Etis Belanda, yang membantu menciptakan sekelompok orang Indonesia terpelajar.
Baca Juga: Cek Tema, Logo, dan Makna Perayaan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025 ke-117
Kala itu, peningkatan aktivitas politik terjadi hingga puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Hari Kebangkitan Nasional yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 20 Mei sebenarnya adalah hari berdirinya organisasi Boedi Utomo.
Kebangkitan Nasional ini dimulai dengan berdirinya Boedi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan kemudian Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Baca Juga: 30+ Ucapan Hari Kebangkitan Nasional 2025 Penuh Semangat Perjuangan Masa Kini
Kebangkitan Nasional: Pantikan Budi Utomo
Melansir dari Repositori Kemendikbud, Politik Etis meskipun tidak membuka akses pendidikan luas, memberikan pendidikan Belanda kepada golongan elit pribumi.
Tujuan utama pendidikan ini adalah untuk menyediakan tenaga kerja klerikal bagi birokrasi kolonial. Namun, pendidikan Barat membawa ide-ide politik Barat tentang kebebasan dan demokrasi.
Pada dekade 1920-an dan 30-an, elit yang dididik dengan sistem ini mulai menyuarakan gerakan anti-kolonialisme dan kesadaran nasional.
1. Munculnya Partai Politik dan Awal Pergerakan Nasional
Didirikannya Budi Utomo oleh Dr. Soetomo pada 20 Mei 1908 dianggap sebagai titik awal lahirnya gerakan nasional menuju kemerdekaan Indonesia. Tanggal ini kemudian dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional, meskipun masih menuai kritik karena keanggotaannya terbatas pada kalangan etnis Jawa dan wilayah tertentu.
Budi Utomo diprakarsai oleh para pelajar STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen) dan menjadi organisasi pribumi pertama di Indonesia yang mengadopsi sistem organisasi bergaya Barat. Ciri khasnya antara lain adanya struktur kepengurusan yang bisa diganti secara berkala, memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART), program kerja, rapat rutin, serta kongres yang diikuti oleh anggota yang memiliki hak suara.
Tak kalah penting, kemunculan Sarekat Islam yang memiliki jangkauan lebih luas di seluruh Hindia Belanda juga turut memperkuat semangat kebangsaan dan menjadi bagian penting dalam sejarah kebangkitan nasional.
Baca Juga: 30+ Ucapan Hari Kebangkitan Nasional 2025 Penuh Semangat Perjuangan Masa Kini
2. Berdirinya Organisasi Penting pada Tahun 1912
Tahun 1912 menjadi tonggak penting dengan lahirnya sejumlah organisasi nasional. Di antaranya adalah Indische Partij yang didirikan oleh Ernest Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat, yang menjadi pelopor perjuangan politik yang lebih eksplisit.
Di sisi lain, Sarekat Dagang Islam mulai bertransformasi menjadi organisasi politik, dan pada tahun yang sama, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan sebagai organisasi sosial keagamaan yang menaruh perhatian besar pada pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Pembentukan Komite Boemi Poetera (1913)
Tahun 1913, Suwardi Suryaningrat mendirikan Komite Boemi Poetera untuk menyuarakan kritik terhadap pemerintah kolonial Belanda yang hendak merayakan kemerdekaannya menggunakan dana dari Hindia Belanda. Salah satu tulisan tajam Suwardi yang dimuat di surat kabar De Expres membuatnya dihukum pengasingan oleh pemerintah kolonial.
4. Kelahiran Partai Komunis Indonesia (1920)
Tahun 1920, muncul Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terinspirasi dari ideologi dan dinamika politik di Eropa. Pada 1926, PKI mencoba melancarkan pemberontakan revolusioner yang gagal, dan menyebabkan banyak anggotanya ditangkap atau diasingkan.
Sementara itu, Sukarno bersama kelompok diskusi Algemeene Studieclub membentuk Perserikatan Nasional Indonesia pada 4 Juli 1927, yang menjadi cikal bakal partai nasional yang lebih modern.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Sejarah Untuk Peringati Hari Kebangkitan Nasional
5. Lahirnya PNI dan Momentum Sumpah Pemuda
Pada Mei 1928, Perserikatan Nasional Indonesia berubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Menurut sejarawan M.C. Ricklefs, PNI menjadi partai politik pertama yang secara tegas diorganisir oleh etnis Indonesia dan menyuarakan cita-cita kemerdekaan secara terang-terangan.
Momentum penting lainnya terjadi pada 28 Oktober 1928, saat diselenggarakan Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda—ikrar bersama untuk bersatu sebagai satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.
Dalam kongres ke-19 Budi Utomo, sempat muncul usulan dari cabang Batavia untuk membuka keanggotaan organisasi bagi seluruh "orang Indonesia", bukan hanya pribumi Jawa. Meskipun ditolak oleh tokoh Radjiman Wedyodiningrat, kongres tersebut akhirnya menyepakati penggantian istilah "pribumi" menjadi "orang Indonesia" dalam AD/ART organisasi.
6. Reorientasi dan Akhir Perjalanan Budi Utomo
Periode antara 1925 hingga 1935 menandai fase transformasi Budi Utomo. Pada 1927, Budi Utomo bergabung dalam PPPKI (Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia), lalu masuk ke Fraksi Nasional pada 1930.
Upaya penyatuan berlanjut dengan bergabungnya Budi Utomo ke dalam PBI (Partai Bangsa Indonesia) pada 1932 yang kemudian melebur menjadi Parindra pada 1935. Hal ini menjadi penutup babak sejarah Budi Utomo sebagai pelopor pergerakan nasional.
Dalam prosesnya, Budi Utomo mengalami pergeseran dari orientasi nasionalisme Jawa menuju nasionalisme Indonesia yang lebih inklusif dan modern. Organisasi ini meninggalkan pandangan sempit yang bersifat etnis dan mulai mengusung semangat kebangsaan yang rasional, universal, dan konsensual, sejalan dengan arah perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: 15 Link Poster Hari Kebangkitan Nasional 2025 Unik Cocok Untuk Media Sosial
Faktor pendorong Kebangkitan Nasional
Ada dua faktor utama yang mendorong kebangkitan nasional, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi penderitaan akibat penjajahan, kenangan akan kejayaan masa lalu, dan munculnya kaum intelektual sebagai pemimpin gerakan.
Sedangkan faktor eksternal melibatkan pengaruh paham-paham baru di Eropa dan Amerika, serta gerakan kebangkitan nasional di Asia.
Pendidikan juga memainkan peran penting dalam kebangkitan nasional. Politik Etis memungkinkan ekspansi pendidikan menengah bagi penduduk asli Indonesia.
Pendidikan Belanda menengah memberikan kesempatan baru dan sangat diminati oleh orang-orang Indonesia.
Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2025 dan Cara Menggunakannya
Gerakan nasionalis mulai muncul, dan berbagai partai politik Indonesia didirikan. Budi Utomo, yang berdiri pada 20 Mei 1908, dianggap sebagai awal gerakan ke arah kemerdekaan Indonesia.
Adanya perlawanan nasionalisme lebih diwakili oleh Sarekat Islam. Sejumlah partai politik penting didirikan, dan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 menetapkan tujuan nasionalis.
Belanda mengalami tekanan politik di bawah kekuasaan Jepang selama Perang Dunia II, dan setelahnya, berusaha mempertahankan koloni di Hindia Belanda.
Namun, kekuasaan kolonial Belanda akhirnya berakhir, membuka jalan bagi Indonesia menuju kemerdekaannya. Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.
Itulah sejarah Hari Kebangkitan Nasional yang dirayakan setiap 20 Mei dan organisasi pencetusnya.
Tonton: Setelah Sempat Hengkang, Raksasa Migas Dunia KIni Dikabarkan Kembali Investasi di Indonesia
Selanjutnya: Promo HokBen Hari Kebangkitan Nasional Mei 2025, Gratis Tehbotol Sosro Sampai Besok
Menarik Dibaca: Infinix Hot 30i Harga Mei 2025 Aman di Kantong, Cocok untuk Nonton Drama Korea
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News