Sejarah konflik Palestina dan Israel
Ketika Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918, Inggris menguasai Palestina.
Liga Bangsa-Bangsa mengeluarkan mandat kepada Inggris untuk Palestina, sebuah dokumen yang memberi Inggris kendali administratif atas wilayah tersebut. Termasuk ketentuan untuk mendirikan negara bagi bangsa Yahudi di Palestina yang mulai berlaku pada tahun 1923.
Pada tahun 1947, setelah lebih dari dua dekade pemerintahan Inggris, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan rencana untuk membagi Palestina menjadi dua bagian: negara Yahudi merdeka dan negara Arab merdeka.
Kota Yerusalem, yang diklaim sebagai ibu kota oleh orang Yahudi dan Arab Palestina, akan menjadi wilayah internasional dengan status khusus.
Para pemimpin Yahudi menerima rencana tersebut, tapi banyak orang Arab Palestina dengan keras menentangnya. Mereka telah aktif melawan kepentingan Inggris dan Yahudi di wilayah tersebut sejak 1920-an.
Kelompok Arab berpendapat, mereka mewakili mayoritas penduduk di wilayah tertentu dan harus diberikan lebih banyak wilayah. Mereka mulai membentuk pasukan sukarelawan di seluruh Palestina.
Baca Juga: Update perang Gaza: 215 Warga Palestina tewas, termasuk 61 anak-anak
Israel menjadi negara
Pada Mei 1948, kurang dari setahun setelah rencana pemisahan untuk Palestina diperkenalkan, Inggris menarik diri dari Palestina dan Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka.
Hampir seketika, negara-negara tetangga Arab bergerak untuk mencegah berdirinya negara Israel. Perang Arab-Israel 1948 yang terjadi melibatkan Israel dan lima negara Arab yakni Yordania, Irak, Suriah, Mesir, dan Lebanon.
Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat, Mesir dan Jalur Gaza.
Konflik 1948 membuka babak baru dalam perjuangan antara orang Yahudi dan Arab Palestina, yang kini menjadi sengketa regional yang melibatkan negara-bangsa dan jalinan kepentingan diplomatik, politik dan ekonomi.
Orang-orang Palestina
Dikutip dari Britannica, pada awal abad ke-21, orang Yahudi Israel merupakan sekitar setengah dari populasi di sebelah Barat Yordania. Sedangkan orang Arab Palestina, Muslim, Kristen, dan Druze serta minoritas kecil lainnya menyumbang sisanya.
Populasi Yahudi semakin banyak terdiri dari orang-orang yang lahir di Israel sendiri, serta jutaan imigran telah tiba sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948.
Populasi Arab adalah keturunan dari orang Arab yang tinggal di daerah tersebut selama periode mandat dan, di sebagian besar kasus, selama berabad-abad sebelum waktu itu.
Selanjutnya: Bukan cuma di Gaza, Israel juga bombardir Lebanon
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News