Duh, 50% spesies dunia bisa punah akibat perubahan iklim

Selasa, 14 Juli 2020 | 14:01 WIB   Penulis: Wahyu Eko Saputra
Duh, 50% spesies dunia bisa punah akibat perubahan iklim

ILUSTRASI. Dampak perubahan iklim global bisa membuat Danau Victoria mengering. Juga, 50% spesies dunia bisa punah dalam waktu dekat.


SAINS - Dampak perubahan iklim akibat efek rumah kaca kian terasa dan nampak nyata. Khususnya, bagi ekosistem dan spesies yang begitu rentan terhadap pemanasan global yang bakal mengalami kehancuran. 

Menurut para ilmuwan, itu semua bergulir ketika berbagai macam spesies mulai bermigrasi ke wilayah yang lebih dingin di Kutub Utara. Fenomena tersebut akibat kebakaran hutan, pemutihan karang, hingga perubahan iklim secara mendadak.

Melansir The Conversation, riset dari Christopher Trisos, peneliti senior di Universitas Cape Town, Afrika Selatan, menunjukan, krisis iklim akan cepat terjadi jika tak ada sama sekali upaya pengurangan gas emisi dari berbagai macam sumber.

Baca Juga: Pertobatan Ekologi di Kenormalan Baru

Artinya, Christopher memprediksikan, musim panas yang berkepanjangan akan terus terjadi sebagian tempat di Bumi. "Semua itu berlandaskan pada skenario dampak dari gas rumah kaca yang akan terjadi di 2100," kata dia. 

"Hasilnya, setidaknya ada 50% spesies dunia punah dan kehilangan habitat aslinya," ungkapnya.

Tapi sebetulnya, Christopher masih menyimpan beberapa pertanyaan mendasar mengenai dampak iklim saat ini. Salah satunya ialah: kapan dampak pengaruh efek rumah kaca ini bisa langsung terasa pada spesies yang ada? Mungkinkah setiap satu periode, maka satu spesies punah secara perlahan? 

Dua pertanyaan itu yang kerap muncul di pikirannya. Untuk menjawabnya, Christopher melakukan percobaan perhitungan proyeksi suhu dan curah hujan, mulai 1850 sampai 2100 terhadap lebih dari 30.000 spesies laut.

Baca Juga: Gara-gara ini, Pemerintah Norwegia akan bayar Rp 813 miliar ke Indonesia

Perhitungan proyeksi tersebut berguna untuk mengetahui, kapan bahaya krisis iklim itu mengancam. 

Hasilnya, Christopher memperkirakan, perubahan iklim yang berjalan terus-menerus menyebabkan kerusakan biodiversitas atau keanekaragaman hayati bisa lenyap seketika. Lebih parahnya lagi, bisa lebih cepat dari yang dia prediksikan.

Peningkatan suhu yang berkepanjangan dapat mematikan beberapa golongan spesies yang memiliki hidup lebih panjang, seperti burung dan hewan mamalia. Fakta lain yang sudah terlihat adlah peningkatan suhu panas laut yang memutihkan terumbu karang di laut tropis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu Eko Saputra

Terbaru