Dia juga menjelaskan tentang pola yang terjadi pada korban gaslighting yang dikutip dari Stern (2007) di antaranya:
- Disbelief
Pada fase ini seseorang akan kebingungan dengan perilaku yang dilakukan oleh pelaku. Hal ini menyebabkan pelaku akan menuduh korban karena ia tidak bisa memahami situasi.
- Defense
Perilaku pelaku akan semakin tidak konsisten sehingga membuat korban melakukan pembelaan dan melawan tuduhan pelaku . Dalam fase ini korban akan menjelaskan jika kesalahan ada di pihak pelaku.
Baca Juga: Berat badan si kecil kurang? 5 Makanan ini bisa menambah berat badan anak
- Depression
Saat fase ini korban akan menerima segala tuduhan tanpa membela diri untuk menjaga hubungan tetap harmonis. Korban bahkan secara aktif mencari dan membuktikan tuduhan pelaku memang benar.
Tidak jarang kehidupan pribadi seseorang yang berada dalam fase ini menjadi terganggu.
"Korban bahkan mungkin mengalami kesulitan untuk membuat keputusan-keputusan sederhana seperti mau makan di mana, menonton film apa, memakai baju yang mana,” jelas Primatia seperti dikutip dari laman Unair.
Pola-pola tersebut bisa membuat seseorang frustrasi, cemas, takut, obsesif, hingga putus asa. Menurut Primatia, ada beberapa orang yang menjadi merasa sangat bersalah, harga diri melemah, bahkan kecenderungan menyakiti diri sendiri.
Terapi kognitif serta dukungan orang-orang terdekat bisa membantu korban gaslighting untuk keluar dari hubungan tidak sehat tersebut.
Selanjutnya: 5 Finger food untuk si kecil, mulai sayuran hingga telur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News