Kenapa harga lobster mahal? Ini 5 alasannya

Selasa, 28 Juli 2020 | 15:36 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Kenapa harga lobster mahal? Ini 5 alasannya


2. Biaya pengiriman lobster mahal

Menjaga lobster tetap hidup saat pengiriman menjadi tantangan tersendiri, karena harus tetap dingin dan lembab sambil memiliki cukup oksigen untuk bernafas dan hidup.

Hal itu membuat biaya pengiriman lobster mahal. Contoh, biaya pengiriman lobster dari Maine ke California mencapai US$ 40 atau Rp 580.000 (kurs Rp 14.500) per lobster. 

Lobster memang rasanya paling enak saat dimasak hidup-hidup dibanding sudah mati. Ketika sudah mati, maka teksturnya keras dan alot. 

Selain itu, lobster mati juga bisa menjadi sarang bakteri dan bisa menginfeksi orang yang mengonsumsinya. 

3. Lobster susah diolah

Mengolah lobster bukanlah hal yang mudah lantaran sulit mengeluarkan dagingnya dari kulitnya ketika belum matang. Selain itu, memasaknya sebelum pengemasan dapat menyebabkan daging menjadi keras ketika nanti disiapkan untuk dimakan. 

Baca Juga: Soal ekspor benih lobster, Susi Pudjiastuti: Kenapa kita mesti menghidupi Vietnam?

Beberapa perusahaan pengolah lobster menggunakan teknologi tekanan air tinggi untuk memisahkan daging dengan lebih mudah, dan menyediakan lobster olahan yang lebih segar untuk didistribusikan. 

Tetapi, jumlah perusahaan pengolahan lobster yang memiliki teknologi ini masih terbatas. 

4. Jalur distribusi yang panjang

Jalur distribusi lobster panjang, berpindah dari banyak tangan sebelum disajikan di meja restoran. Baik diproses ataupun hidup, lobster berpindah tangan berkali-kali dalam perjalanan dari dasar laut ke piring Anda. 

Mulai dari nelayan, pedagang, perusahaan pengolah lobster, restoran, kemudian ke pembeli terakhir. Hal itu membuat harga lobster mahal. 

5. Kelezatan dan citra mewah lobster

Alasan lain harga lobster mahal adalah citra lobster sebagai makanan mahal sehingga diperlukan banyak uang untuk bisa menikmatinya. 

Baca Juga: KKP lepaskan 31.065 ekor benih lobster hasil tangkapan upaya penyelundupan

Pada pertengahan 1900-an, lobster mengalami perubahan besar dari peran aslinya sebagai ransum narapidana menjadi kemewahan seperti sekarang ini, didorong oleh adanya jalur keretaapi dan pariwisata.

James Suroweicki, penulis buku Best Business Crime Writing of the Year dalam artikel di The New Yorker mengatakan, harga tinggi menjadi bagian penting dari citra lobster. "Dan, seperti halnya banyak barang mewah, pengeluaran terkait erat dengan kenikmatan," tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru