FENOMENA ASTRONOMI - Matahari terbit lebih cepat di beberapa kota di Indonesia bulan November ini. Setidaknya beberapa kota di pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara bakal menemukan matahari yang terbit lebih cepat pada 13-18 November 2021.
Tahukah Anda? Pertengahan bulan November 2021 ini matahari akan terbit lebih cepat di beberapa kota di Indonesia. Matahari akan terbit lebih cepat jika diamati dari Jawaw, Bali dan Nusa Tenggara.
Dilansir dari laman resmi Edukasi Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang selaku menjelaskan bagaimana peristiwa ini terjadi ditinjau dari aspek astronomis.
Pada dasarnya Bumi berotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atai ekliptika. Di saat bersamaan, Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut.
Kemiringan sumbu rotasi Bumi ketika mengelilingi matahari ternyata berdampak terhadap perubahan waktu terbit dan terbenamnya Matahari yang bervariasi dalam satu tahun.
Baca Juga: Asteroid seukuran menara Eiffel melewati Bumi pada Desember 2021, berbahaya?
Alasan mengapa Matahari terbit lebih cepat
Saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara Bumi miring ke arah Matahari, hal tersebut menyebabkan Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi. Ini terjadi saat soltis Juni, yakni ketika Matahari berada paling Utara saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 20 atau 21 Juni setiap tahunnya.
Berbicara tentang waktu, kaitannya Matahari yang terbit lebih cepat tidak dapat kita pisahkan dengan perubahan waktu. Seperti yang kita ketahui, waktu yang digunakan dalam sehari-hari adalah wawktu sipil atau waktu terzonasi, yakni waktu yang ditentukan berdasarkan bujur tolok zona wawktu.
Misalnya, WIB = 105 derajat BT akan lebih cepat tujuh jam terhadap Univesal Time. Hal tersebut berhubungan dengan Matahari yang terbit lebih cepat maupun lambat ketika soltisnya yang hanya akan terjadi ketika penunjuk waktu berdasarkan bayangan Matahari saja.
Inilah yang disebut sebagai Waktu Matahari Sejati atau Waktu Sejatu atau Waktu Istiwak (True Solar Time / Sundial Time).
Hal tersebut membuat Matahari akan transit berkulminasi (mencapai titik tertinggi di atas ufuk) selalu pada pukul 12 menurut waktu sejati.
Namun demikian, deklinasi Matahari (sudut yang dibentuk antara garis khatulistiwa dengan ekliptika) yang bervariasi dalam satu tahu, ditambah pula dengan orbit Bumi yang tidak berbentuk lingkaran sepurna, melainkan elips dengan kelonjongan 1/60 membuat dampak interval dua transit Matahari yang berurutan. Fenomena ini juga disebut sebagai 1 hari surya atau solar day menjadi tidak seragam 24 jam, melainkan bervariasi antara 23 jam 59 menit 40 detik hingga 24 jam 0 menit 3 detik.
Akumulasi dari selisih antara 1 hari tropis (tepat 24 jam) dan 1 hari surya kemudian disebut sebagai perata waktu.
Perata wawktu ini akan bernilai maksimum pada 3 November dengan nilai +16 menit 27 detik. Hal ini dikarenakan deklinasi Matahari semakin negatif (menjauhi ekuinoks dan mendekati deklinasi minimum saat solstis) dan Bumi juga semakin mendekati titik terdekat dari Matahari atau disebut perihelion.
Perata waktu dan waktu terbit Matahari inilah yang menyebabkan matahari terbit lebih cepat bagi belahan selatan, khususnya belahan selatan Indonesia, seperti Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Lebih detailnya, LAPAN juga telah mengungkapkan jadwal waktu terbit Matahari untuk kota-kota besar di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara selama 13-18 November 2021. Berikut jadwalnya:
Baca Juga: Gerhana bulan parsial pada 18-19 November 2021 merupakan yang terlama abad ini
Jadwal waktu terbit Matahari di kota-kota besar di Indonesia (Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) selama 13-18 November 2021
No. | Nama Kota | Tanggal | Waktu Terbit Matahari |
1 | Serang | 13 November 2021 | 05.28.06 WIB |
2 | Jakarta | 13 November 2021 | 05.25.09 WIB |
3 | Bandung | 14 November 2021 | 05.21.10 WIB |
4 | Pangandaran | 15 November 2021 | 05.15.51 WIB |
5 | Semarang | 14 November 2021 | 05.09.49 WIB |
6 | Surakarta | 14 November 2021 | 05.07.27 WIB |
7 | Yogyakarta | 15 November 2021 | 05.08.57 WIB |
8 | Surabaya | 14 November 2021 | 05.00.09 WIB |
9 | Malang | 15 November 2021 | 04.59.28 WIB |
10 | Sumenep | 14 November 2021 | 04.56.03 WIB |
11 | Banyuwangi | 15 November 2021 | 04.52.23 WIB |
12 | Kep. Kangean | 14 November 2021 | 04.50.09 WIB |
13 | Buleleng | 15 November 2021 | 05.49.26 WITA |
14 | Denpasar | 16 November 2021 | 05.48.22 WITA |
15 | Mataram | 16 November 2021 | 05.44.52 WITA |
16 | Sumbawawbesar | 16 November 2021 | 15.39.47 WITA |
17 | Labuhanbajo | 16 November 2021 | 15.29.43 WITA |
18 | Waingapu | 17 November 2021 | 05.26.46 WITA |
19 | Ende | 16 November 2021 | 05.22.19 WITA |
20 | Rote Ndao | 18 November 2021 | 05.14.02 WITA |
21 | Kupang | 18 November 2021 | 05.12.19 WITA |
22 | Kalabahi (Alor) | 16 November 2021 | 05.11.36 WITA |
Fenomena ini juga tidak hanya diamati dari pula Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara saja. Beberapa kota di Provinsi Maluku dan Papua, seperti:
- Saumlaki (Kab. Kep. Tanimbar) - 15 November 2021 pukul 05.44.47 WIT
- Kaiwatu (Kab. Maluku Barat Daya) - 15 November 2021 pukul 05.58.32 WIT
- Dobo (Kab. Kepulauan Aru) - 13 November 2021 pukul 05.36.02 WIT
- Tanah Merah (Kab. Boven Digoel) - 13 November 2021 pukul 05.11.15 WIT
- Merauke - 16 November 2021 pukul 05.07.51 WIT
Jangan panik atau khawatir, menurut pihak LAPAN fenomena ini cukup lazim terjadi setiap tahunnya. LAPAN juga menambahkan bahwa sekitar dua bulan lagi, sejak tanggal 25 - 31 Januari 2022 mendatang, Matahari akan terbenam lebih cepat di wilayah yang sama.
Selanjutnya: Ilmuwan temukan bagian Bulan yang mungkin hilang, batu ruang angkasa mengorbit Bumi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News