Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim? Ini Alasannya

Sabtu, 13 Januari 2024 | 07:15 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim? Ini Alasannya

ILUSTRASI. Ilustrasi mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim dan peninggalan Kerajaan Sriwijaya. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.


Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan.

Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapal kapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya.

Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian. Hal itu juga membuat aktivitas perekonomian masyarakatnya bergantung pada perdagangan dan pelayaran. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang bersifat metropolitan.

Baca Juga: Sejarah Ketupat di Indonesia yang Jadi Menu Andalan Saat Lebaran

Faktor-faktor yang mendorong Sriwijaya memiliki kedudukan yang sangat baik dalam perdagangan internasional dan alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim adalah sebagai berikut:

  • Kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina sehingga aktivitas perekonomian masyarakatnya tergantung pada pelayaran dan perdagangan.
  • Kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara.
  • Dukungan pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa. 

Demikian alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim. Namun, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke- 13 M. Kemunduran ini terjadi karena adanya beberapa faktor, di antaranya adalah faktor alam, ekonomi, politik, dan militer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru