PARENTING - JAKARTA. Pahami pengertian broken home beserta dampak ke anak hingga cara menghadapinya. Istilah ini kerap muncul di media sosial sehingga Anda perlu mengenal arti yang sebenarnya.
Istilah "broken home" adalah situasi di mana pasangan suami-istri mengalami perceraian atau pemisahan, meninggalkan anak-anak tanpa kehadiran satu atau kedua orang tua secara bersamaan.
Meskipun istilah ini dikenal secara umum, beberapa ahli psikologi mungkin lebih memilih menggunakan istilah seperti "keluarga terpisah" atau "perceraian" untuk menghindari konotasi negatif.
Mengutip pendapat Judith Wallerstein (Psikolog Perkembangan) ungkap bahwa Anak-anak yang berasal dari keluarga yang bercerai mungkin mengalami perasaan kehilangan dan perubahan yang signifikan dalam hidup mereka. Anak-anak dapat merasa terluka, takut, dan perlu waktu untuk beradaptasi dengan realitas baru keluarga.
Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Pergaulan Bebas Remaja yang Perlu Dipahami Orangtua
Kondisi broken home dapat mencakup
Ada beberapa situasi yang membuat situasi bisa menjadi sebuah broken home.
- Perceraian atau Pemisahan: Terjadi ketika pasangan suami-istri memutuskan untuk berpisah atau bercerai, meninggalkan anak-anak mereka tinggal dengan salah satu atau kedua orang tua.
- Ketidakstabilan Keluarga: Keluarga mungkin mengalami ketidakstabilan ekonomi, emosional, atau sosial yang dapat berdampak negatif pada hubungan antara anggota keluarga.
- Kerusakan Hubungan Orang Tua-Anak: Adanya perpecahan atau konflik antara orang tua dan anak-anak bisa terjadi, mengakibatkan ketidakharmonisan di dalam keluarga.
Tentu, Anda perlu mempertimbangkan efek terhadap anak dari dampak broken home di masa kini dan masa depan.
Dampak broken home
Dampak dari kondisi broken home dapat bervariasi dan memengaruhi anak secara emosional, sosial, dan akademis. Beberapa dampak umum yang mungkin dialami anak dalam situasi broken home dirangkum dari Very Well Mind.
1. Stres Emosional
Anak-anak mungkin mengalami tingkat stres yang lebih tinggi karena harus menghadapi perubahan besar dalam kehidupan keluarga mereka. Mereka dapat merasa cemas, takut, atau kehilangan rasa aman.
2. Gangguan Perilaku
Beberapa anak mungkin mengekspresikan stres dan ketidakpastian mereka melalui perilaku yang bermasalah, seperti agresi, penarikan diri, atau peningkatan ketidakpatuhan.
3. Performa Akademis Menurun
Situasi broken home dapat menyebabkan anak-anak kesulitan berkonsentrasi dan fokus pada kinerja akademis mereka. Ini bisa berdampak pada nilai dan prestasi mereka di sekolah.
4. 5Masalah Hubungan Sosial
Anak-anak mungkin mengalami kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan sosial karena perubahan dalam lingkungan keluarga mereka. Mereka dapat merasa sulit untuk membaur di antara teman-teman sebaya.
5. Kesulitan Mengatasi Konflik
Anak-anak yang tumbuh dalam broken home mungkin memiliki kesulitan mengatasi konflik dan menemukan cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi mereka.
6. Rendahnya Kesejahteraan Psikologis
Dalam beberapa kasus, anak-anak dapat mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan, sebagai akibat dari ketidakstabilan dalam keluarga mereka.
Baca Juga: Ini Alasan Tekanan Finansial Menghancurkan Kesehatan Mental, Fisik, dan Hubungan
Cara menghadapi broken home
Anda sebagai salah satu orang tua yang berkomunikasi baik dengan anak Anda perlu melibatkan beberapa langkah:
1. Komunikasi Terbuka
Penting untuk membuka saluran komunikasi antara anggota keluarga. Ini membantu dalam pemahaman gegar budaya yang mungkin terjadi dan memberikan ruang bagi semua orang untuk menyampaikan perasaan mereka.
2. Dukungan Emosional
Anda sebagai orang tua perlu memberikan dukungan emosional kepada anggota keluarga, terutama anak-anak, untuk membantu mereka mengatasi perasaan kehilangan dan ketidakpastian.
3. Bantuan Profesional
Pastikan untuk mengakses bantuan profesional seperti konselor atau psikolog dapat membantu keluarga dalam mengatasi dampak emosional dan mental dari situasi broken home.
4. Perencanaan Keuangan
Bila broken home terkait dengan masalah keuangan, penting untuk membuat perencanaan keuangan yang bijaksana untuk memastikan kebutuhan dasar keluarga terpenuhi.
5. Perjanjian Bersama
Jika memungkinkan, orang tua dapat mencapai perjanjian bersama tentang tanggung jawab terhadap anak-anak, pengasuhan, dan masalah keuangan untuk menciptakan lingkungan yang stabil.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak bereaksi berbeda terhadap situasi broken home, dan beberapa anak mungkin dapat mengatasi dampaknya dengan dukungan yang memadai. Dukungan emosional dan konseling dapat membantu anak-anak mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News