​Mengenal Bendungan Jatiluhur, bendungan terbesar di Indonesia yang dibangun Soekarno

Minggu, 23 Agustus 2020 | 08:30 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Mengenal Bendungan Jatiluhur, bendungan terbesar di Indonesia yang dibangun Soekarno


BENDUNGAN DI INDONESIA - Bendungan Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia, membendung aliran Sungai Citarum di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. 

Dikutip dari laman resmi Kabupaten Purwakarta, bendungan ini membentuk waduk dengan genangan seluas kurang lebih 83 kilometer persegi dan keliling waduk 150 km pada elevasi muka air normal  lebih 107 m di atas permukaan laut (dpl). 

Genangan yang terjadi akibat pembangunan Bendungan Jatiluhur menenggelamkan 14 Desa dengan penduduk berjumlah 5.002 orang. 

Penduduk tersebut sebagian dipindahkan ke daerah sekitar bendungan dan sebagian lainnya pindah ke Kabupaten Karawang. Sebagian besar penduduk waktu itu bekerja sebagai petani.

Sementara, luas daerah tangkapan Bendungan Jatiluhur adalah 4.500 kilometer persegi.

Pada awalnya, bendungan ini dirancang memiliki kapasitas tampungan 3 milyar m3. Namun, saat ini tinggal 2,44 milyar m3 (hasil pengukuran batimetri tahun 2000) akibat sedimentasi. 

Baca Juga: Ridwan Kamil blusukan di Situ Cisanti, titik nol Sungai Citarum di akhir pekan

Pembangunan Bendungan Jatiluhur oleh Presiden Soekarno

Pada 1957, bendungan ini mulai dibangun dengan ditandai peletakkan batu pertama pembangunan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno. 

Kemudian pada 19 September 1965 merupakan kunjungan terakhir Ir. Soekarno ke Bendungan Jatiluhur, yakni sebelas hari sebelum pecahnya peristiwa G 30 S PKI. 

Pada kesempatan tersebut sempat dilaksanakan Sidang Kabinet Dwikora.

Masa pembangunan Proyek Jatiluhur juga sempat mengalami sembilan kali pergantian kabinet dari Kabinet Karya Tahun 1957 sampai Kabinet Ampera Tahun 1967.

Menteri-menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga pada masa pembangunan Bendungan Jatiluhur adalah Ir. Pangeran Mohamad Noor, Ir. Sardjono Dipokusumo, Mayjen D. Suprayogi, dan Dr. Ir. Sutami. 

Baca Juga: KKP distribusikan 2,7 ton ikan segar untuk warga di Purwakarta

Diresmikan Presiden Soeharto

Pada saat peresmian Bendungan Jatiluhur oleh Presiden Soeharto, pekerjaan masih belum selesai 100%.  

Pelimpah pembantu (auxiliary) yang berada di tumpuan kiri Bendungan Pelana Ubrug belum sesuai dengan rencana awalnya, yakni penggunaan pintu radial pada kedua jendelanya. 

Hal ini disebabkan biaya untuk penyelesaian tidak tersedia lagi.

Agar Bendungan Jatiluhur dapat beroperasi sesuai rencana, pada keempat jendela pelimpah pembantu Ubrug dibuat beton lunak lengkung yang puncaknya mencapai elevasi +111,6 m, yakni elevasi banjir maksimum. 

Pelimpah pembantu Ubrug dioperasikan dengan cara meledakkan beton lunak lengkung. 

Namun demikian selama operasi Bendungan Jatiluhur, pelimpah pembantu tersebut belum pernah dioperasikan.

Baca Juga: Koridor Timur Jakarta paling siap bangkit pasca pandemi Covid-19

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru