SPACE - Misteri kenapa komet berwarna hijau akhirnya terpecahkan. Teka-teki komet berwarna hijau terpecahkan oleh para ilmuwan yang berhasil menemukan bahan kimia aneh di balik cahaya tersebut.
Apakah Anda pernah berpikir dari mana asalnya warna hijau pada komet yang bersinar itu? Berbicara tentang komet, benda langit yang satu ini mengelilingi Matahari.
Memiliki garis edar berbentuk lonjong, parabolis, atau hiperbolis, komet merupakan benda langit yang terbentuk dari es dan debu. Terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membentuk pada saat berada jauh dari matahari.
Saat mendekati Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap dan akan membentuk kepala gas dan ekor.
Nah, komet kerap kali terlihat bersinar dengan warna hijau. Contohnya, Komet Lovejoy yang melesat melewati Bumi pada 2014 lalu.
Komet tersebut memancarkan aura hijau kabur. Fenomena ini nampak serupa yang juga terlihat pada komet lainnya.
Baca Juga: Parker Solar Probe NASA Menjadi Pesawat Luang Angkasa yang Menyentuh Matahari
Misteri yang hampir satu abad tersebut telah membingungkan para astronom, ilmuwan, dan ahli kimia.
Mengutip dari Scitechdaily, Gerhard Herzberg, seorang fisikawan, berteori, fenomena itu akibat sinar Matahari menghancurkan karbon diatomik, bahan kimia yang dibuat dari interaksi antara sinar matahari dan bahan organik di kepala komet.
Namun, sebuah studi baru yang dipimpin oleh UNSW Sydney, yang diterbitkan pada 20 Desember 2021 dalam Proceeding of the National Academy of Sciences (PNAS) akhirnya menemukan cara untuk menguji reaksi kimia tersebut di laboratorium. Ini sekaligus membuktikan teori selama 90 tahun benar.
Kata kuncinya pada dikarbon, sangat reaktif dan bertanggungjawab untuk memberi warna hijau pada komet. Itu terdiri dari dua atom karbon yang saling menempel dan hanya dapat ditemukan di lingkungan yang sangat energik atau oksigen rendah, seperti bintang, komet, dan medium antarbintang.
Dikarbon ini tidak ada pada komet sampai benda langit ini mendekati Matahari. Saat Matahari mulai menghangatkan komet, bahan organik yang hidup di inti es komet menguap dan bergerak ke koma (materi beku yang menyublim dan membentuk kabut gas dan debu).
Sinar Matahari kemudian memecah molekul organik yang lebih besar ini, sehingga menciptakan dikarbon.
Baca Juga: Apa itu Titik Balik Desember? Disebut juga Solstis, Yuk Simak Penjelasannya
Menurut tim yang dipimpin UNSW, ketika komet semakin dekat dengan Matahari, radiasi UV (Ultraviolet) yang ekstrem memecah molekul dikarbon. Proses ini akan menghancurkan dikarbon sebelum dapat bergerak jauh dari nukleus, dan menyebabkan koma hijau menjadi lebih terang dan menyusut.
Para ilmuwan menambahkan, cahaya berwarna hijau ini tidak pernah sampai ke ekor. Artinya, hanya di bagian kepala komet saja.
"Saya terpukau bahwa seseorang di tahun 1930-an berpikir mungkin apa yang terjadi, sampai ke tingkat detail dari mekanisme bagaimanna hal itu terjadi, dan 90 tahun kemudian kita mengetahui itu adalah apa yang terjadi," ujar Jasmin Borsovsky, penulis utama dalam studi ini dan mantan mahasiswa UNSW Science Honors.
Setelah 90 tahun berlalu, teka-teki dan misteri kenapa komet bersinar berwarna hijau akhirnya terpecahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News