TOKOH - Simak profil Kardinal Ignatius Suharyo yang mengikuti konklaf pemilihan Paus baru. Pasca wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik Vatikan bersiap mencari pemimpin umat Katolik dunia baru.
Kardinal Ignatius Suharyo merupakan satu-satunya kardinal asal Indonesia yang berhak mengikuti konklaf pemilihan Paus baru setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025.
Sebagai satu-satunya kardinal Indonesia yang berusia di bawah 80 tahun, beliau memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam konklaf yang dijadwalkan dimulai pada 6 Mei 2025 di Kapel Sistina, Vatikan.
Lalu, seperti apa profil, pendidikan, dan karier Kardinal Ignatius Suharyo? Intip informasi menarik selengkapnya.
Baca Juga: Jadi Sorotan, Segini Jumlah Kekayaan Paus Fransiskus Saat Wafat
Profil Kardinal Ignatius Suharyo
Mgr Kardinal Ignatius Suharyo lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Indonesia pada 9 Juli 1950 dari pasangan ayah Florentinus Amir Hardjodisastra, seorang pegawai di Dinas Pengairan Daerah Istimewa Yogyakarta dan ibu Theodora Murni Hardjadisastra sebagai anak ketujuh dari sepuluh bersaudara.
Saudara perempuan tertenu, yakni RP. Suitbertus Ari Sunardi OCSO, adalah rahib imam di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Sementara dua orang saudarinya menjadi biarawati, yakni Suster Christina Sri Murni, FMM dan Suster Maria Magdalena Marganingsih, PMY.
Baca Juga: Kota Roma dan Dunia Mengucapkan Selamat Jalan kepada Paus Fransiskus
Pendidikan Kardinal Ignatius Suharyo
Kardinal Suharyo menghabiskan belajar di Kota Magelang dengan menjalani pendidikan dasar di SD Kanisius, Gubuk, Sedayu, dan pada kelas IV ia pindah ke SD Tarakanita, Bumijo, Yogyakarta.
Kemudian, Kardinal Suharyo melanjutkan pendidikannya di Seminari Kecil Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sejak tahun 1961.
Kardinal Suharyo menjalani pendidikan menengah atas di Seminari Menengah Mertoyudan dan lulus pada tahun 1968. Ia kemudian melanjutkan studi di IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta, dan pada tahun 1971 ia mendapatkan gelar Sarjana Muda bidang Filsafat/Teologi, serta pada 1976 mendapatkan gelar Sarjana Filsafat/Teologi.
Baca Juga: Paus Fransiskus Sentuh Hati Migran: Kita Semua Adalah Orang yang Sama
Melansir dari laman Hidup Katolik, Julius Kardinal Darmojuwono kemudian menugaskan Kardinal Suharyo untuk belajar di Roma, Italia. Kardinal Suharyo menyelesaikan studi Doktoral Teologi Bibilis di Universitas Urbaniana, Roma, Italia pada tahun 1981.
Kardinal Suharyo ditahbiskan menjadi Imam pada 26 Januari 1976 oleh Justinus Kardinal Darmojuwono di Kapel Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, bersama dengan RD Yohanes Bardiyanto.
Setelah kepulangannya dari Roma, Italia, Kardinal Suharyo menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya, Yogyakarta sejak tahun 1981 hingga 1991. Pada tahun 1983 hingga 1993, Kardinal Suharyo menjadi Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi di IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta.
Baca Juga: Misa Pemakaman Paus Fransiskus Digelar di Lapangan Santo Petrus, 220 Kardinal Hadir
Pengangkatan Sebagai Uskup Agung Semarang
Pada 22 Agustus 1997, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Uskup Agung Semarang. Sebagai Uskup Agung, Suharyo menunjukkan kepemimpinan yang rendah hati, mendengarkan umat, dan memperhatikan kebutuhan pastoral.
Selama masa kepemimpinannya di Semarang, Kardinal Suharyo berfokus pada pendidikan, penguatan iman umat, dan pelayanan kepada kaum miskin dan marjinal.
Uskup Agung Jakarta dan Pelayanan Sosial
Pada 25 Juli 2009, Paus Benediktus XVI mengangkatnya menjadi Uskup Koadjutor Keuskupan Agung Jakarta. Pada 28 Juni 2010, Kardinal Suharyo resmi menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ sebagai Uskup Agung Jakarta.
Suharyo memimpin Keuskupan Agung Jakarta dengan penuh keteladanan dalam hal keadilan sosial, kebebasan beragama, dan perdamaian. Kardinal Suharyo memperkenalkan berbagai program pastoral yang memprioritaskan pendidikan dan perawatan kesehatan untuk umat, serta aktif dalam dialog antaragama.
Baca Juga: Dalam Homilinya, Dekan Dewan Kardinal Sebut Paus Fransiskus Gembala Umat Hingga Akhir
Pengangkatan sebagai Kardinal
Pada 5 Oktober 2019, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Kardinal. Sebagai Kardinal, Suharyo semakin terlibat dalam pengambilan keputusan penting di dalam Gereja Katolik, baik di tingkat internasional maupun nasional.
Sebagai seorang kardinal, Kardinal Suharyo turut serta dalam Konsistori dan berbagai pertemuan penting Gereja. Pengangkatan ini juga mencerminkan pengakuan atas dedikasinya dalam membimbing umat Katolik di Indonesia.
Kepemimpinan dalam Gereja dan Komitmen Sosial
Kardinal Suharyo dikenal karena gaya kepemimpinan yang penuh belas kasih dan perhatian terhadap umatnya. Dia menekankan pentingnya hidup berbela rasa, kerendahan hati, dan kedalaman iman dalam pelayanan pastoral.
Di bawah kepemimpinannya, Keuskupan Agung Jakarta menjalankan berbagai program sosial yang berfokus pada pelayanan bagi orang miskin dan mereka yang terpinggirkan.
Selain itu, juga memperhatikan pembentukan imam dan calon imam yang tidak hanya terampil dalam ajaran agama, tetapi juga memiliki rasa empati terhadap sesama.
Baca Juga: Keluarga Kerajaan dan Presiden Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
Salah satu tantangan besar adalah menjaga keharmonisan dalam keberagaman Indonesia, yang terdiri dari banyak agama dan budaya. Suharyo berperan aktif dalam menciptakan ruang dialog dan perdamaian di masyarakat Indonesia, berusaha agar Gereja Katolik menjadi agen perdamaian di tengah konflik sosial yang terjadi.
Setelah ditahbiskan, Suharyo diangkat menjadi dosen di Seminari Tinggi Mertoyudan, tempat Kardinal Suharyo mengajar selama 16 tahun. Kardinal Suharyo dikenal sebagai seorang pengajar yang rendah hati, mendalam dalam penyampaian materi, dan penuh kasih dalam mendampingi calon imam.
Di tengah kesibukannya sebagai pengajar, Kardinal Suharyo juga aktif dalam pelayanan pastoral di paroki-paroki dan ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial.
Tonton: Saat-saat Terakhir Paus Fransiskus Menyapa Umat Katolik Saat Perayaan Paskah Basilika Santo Petrus
Selanjutnya: Kode Redeem Dragon Nest Rebirth of Legend April 2025 lengkap dengan Cara Klaim
Menarik Dibaca: Resep Pisang Goreng Madu Ala Bu Nanik yang Manis dan Wangi, Cocok untuk Ngemil Sore
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News