Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei dan Profil Pencetusnya, Abdul Malik Fadjar

Senin, 15 Mei 2023 | 11:23 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei dan Profil Pencetusnya, Abdul Malik Fadjar

ILUSTRASI. Sejarah Hari Buku Nasional 2023.


SEJARAH - Hari Buku Nasional (Harbuknas) diperingati setiap tanggal 17 Mei. Sejarah Hari Buku Nasional ditetapkan berdasarkan berdirinya Perpustakaan Nasional, yaitu pada 17 Mei 1980.

Dirangkum dari laman Museum Pendidikan Nasional, pencetus Hari Buku Nasional 17 Mei adalah Abdul Malik Fadjar,  Menteri Pendidikan Nasional dalam Kabinet Gotong Royong pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri. 

Peringatan Hari Buku Nasional 17 Mei pertama kali dirayakan pada 2002. Lantas, seperti apa sejarah Hari Buku Nasional? 

Baca Juga: 49 Twibbon Hari Buku Nasional 2023 dan Cara Mudah Mempostingnya di Medsos!

Sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei 

Pada waktu itu, tujuan Hari Buku Nasional untuk menumbuhkan minat baca dan literasi masyarakat Indonesia, yang pada saat itu masih sangat rendah. 

Jika dibandingkan dengan negara lainnya, minat baca Indonesia sangat rendah bahkan minim literasi.

Hasil survei yang dilakukan dalam Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa peringkat nilai kemampuan literasi peserta didik Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara lainnya. 

Baca Juga: 25 Twibbon Hari Kesatuan Gerak PKK 2023, yuk Bagikan di Media Sosial

Tak hanya itu, minimnya minat baca masyarakat juga diperparah dengan penjualan buku yang kala itu tergolong rendah. Waktu itu, Indonesia hanya mencetak sekitar 18 ribu buku tiap tahunnya. 

Angka tersebut sangat jauh dibandingkan dengan negara Asia lain, seperti Jepang yang mencetak 40 ribu buku dan Cina yang mencetak 140 ribu buku tiap tahunnya.

Dari permasalahan tersebut, Abdul Malik Fadjar mencetuskan Hari Buku Nasional dengan harapan dapat meningkatkan angka penjualan buku di Indonesia. 

Disamping itu, adanya peringatan Hari Buku Nasional juga diharapkan bisa meningkatkan minat baca dan literasi untuk menunjang kualitas sistem pendidikan di tanah air.

Baca Juga: Twibbon Hari Keluarga Internasional 2023 Lengkap dengan Ucapan untuk Dikirim ke Grup

Profil Abdul Malik Fadjar

Abdul Malik Fadjar

Abdul Malik Fadjar lahir di Yogyakarta, 22 Februari 1939 dan merupakan putra keempat dari tujuh bersaudara. Ayah Abdul Malik Fadjar merupakan seorang guru dan dia meneruskan profesi tersebut.

Dirangkum dari laman Malikfadjar.umm.ac.id, pada 1947, Abdul Malik Fadjar menempuh pendidikan formal di Sekolah Rakyat (sekarang Sekolah Dasar) Negeri Pangenan Kertoyudan Magelang dan lulus tahun 1952. 

Baca Juga: 32 Twibbon Hari Keluarga Internasional 2023 yang Diperingati Besok 15 Mei

Kemudian, Abdul Malik Fadjar meneruskan sekolah formal di Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) Negeri Magelang selama 4 tahun dan lulus pada 1957.

Lalu, meneruskan sekolah di Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) Negeri Yogyakarta 2 tahun dengan status siswa ikatan dinas dari Departemen Agama dan lulus pada tahun 1959.  

Selama menempuh pendidikan di Pendidikan Guru Agama inilah bibit-bibit kepemimpinan Pak Malik mulai diasah dengan aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII).   

Baca Juga: 9 Buah dan Vitamin yang Terkandung di Dalamnya untuk Obati Asam Urat

Karier Abdul Malik Fadjar sebagai guru 

Setelah lulus menempuh pendidikan, pada 1959 Abdul Malik Fadjar menjadi Guru Agama Muda di Sekolah Rakyat V dan VI Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.  

Selain itu, Abdul Malik Fadjar juga aktif di kegiatan Muhammadiyah Sumbawa hingga pernah menjadi pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sumbawa Besar. 

Baca Juga: Konsisten Catatkan Kinerja Positif, SBI Bagikan Dividen Rp251,78 Miliar

Pada tahun terakhir menjelang meninggalkan Sumbawa, Abdul Malik sempat mendirikan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Muhammadiyah Sumbawa Besar.

Tahun 1963, Departemen Agama mengeluarkan surat edaran yang memberikan kesempatan bagi guru agama untuk tugas belajar. Kesempatan ini langsung diambil oleh Abdul Malik Fadjar yang ternyata lolos seleksi di Mataram. 

Abdul Malik Fadjar diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijogo Yogyakarta cabang Fakultas Tarbiyah Malang (sekarang UIN Malang. 

Baca Juga: Selain Sendi Kaku di Pagi Hari, Ini Gejala Rematik yang Harus Diwaspadai

Pada tahun 1972, ia lulus dari Program Studi Pendidikan Kemasyarakatan Islam, IAIN Sunan Ampel Fakultas Tarbiyah Malang. 

Lalu di tahun 1981, ia berhasil meraih gelar Master of Science dari Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat. Hingga kini, Pak Malik Fadjar dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah.

Dikutip dari laman Gramedia, Abdul Malik Fadjar juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie, Menteri Pendidikan Nasional di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia.

Baca Juga: Murah Banget, Ini Harga Mobil Bekas Murah dari Rp 30 Jutaan Periode Mei 2023

Beliau tutup usia pada tanggal 7 September 2020 di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Abdul Malik Fadjar dikenal sebagai sosok yang gigih dalam bidang pendidikan. 

Abdul Malik Fadjar juga berkontribusi besar dalam membangun sekolah-sekolah Muhammadiyah dan perpustakaan di daerah Yogyakarta dan Magelang.

Demikian sejarah Hari Buku Nasional 17 Mei dan profil Abdul Malik Fadjar, sosok di balik pencetus Harbuknas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru