Sejarah Sepatu Onitsuka Tiger Mexico 66: Ikon Gaya yang Abadi

Jumat, 10 Januari 2025 | 11:25 WIB   Reporter: Handoyo
Sejarah Sepatu Onitsuka Tiger Mexico 66: Ikon Gaya yang Abadi

ILUSTRASI. Sepatu Onitsuka Tiger Mexico 66 telah menjadi pusat perhatian dalam dunia mode dan gaya hidup selama beberapa tahun terakhir.


SEPATU - JAKARTA. Sepatu Onitsuka Tiger Mexico 66 telah menjadi pusat perhatian dalam dunia mode dan gaya hidup selama beberapa tahun terakhir.

Dengan desain yang sederhana namun ikonik, sepatu ini berhasil memikat hati generasi muda, selebritas, hingga pecinta mode klasik. 

Awal Mula Onitsuka Tiger: Sebuah Inovasi Pasca Perang Dunia II

Didirikan oleh Kihachiro Onitsuka pada tahun 1949 di Jepang, Onitsuka Tiger lahir di tengah semangat pemulihan pasca-Perang Dunia II. Pada awalnya, Onitsuka fokus memproduksi sepatu basket untuk memenuhi meningkatnya popularitas olahraga tersebut di Jepang. Namun, produk pertamanya kurang sukses.

Terobosan pertama terjadi pada tahun 1951 ketika Onitsuka terinspirasi dari tentakel gurita. Ia mengaplikasikan konsep daya cengkeram pada sol sepatu basket buatannya, menciptakan inovasi yang memungkinkan pemain mendapatkan kontrol lebih baik di lapangan.

Baca Juga: Orang-orang Baru Menyadari Kepanjangan AM dan PM, dan Hal Itu Membuat Mereka Terkejut

Mengutip footwearnews, pada tahun 1953, Onitsuka Tiger memperluas produksinya ke sepatu lari dengan melibatkan pelari maraton Jepang, Toru Terasawa. Pada tahun 1960 dan 1964, pelari legendaris Ethiopia, Abebe Bikila, mengenakan sepatu Onitsuka untuk meraih medali emas di Olimpiade, menandai pencapaian besar bagi merek ini.

Kolaborasi dengan Blue Ribbon Sports: Awal Mula Nike

Onitsuka Tiger juga memainkan peran penting dalam sejarah perusahaan raksasa Amerika, Nike. Pada tahun 1963, perusahaan distribusi Amerika Blue Ribbon Sports yang didirikan oleh Phil Knight dan Bill Bowerman menjadi distributor resmi Onitsuka Tiger di Amerika Serikat.

Pada tahun 1967, Bowerman merancang sepatu lari untuk Onitsuka Tiger, yang kemudian dikenal sebagai TG-24. Sepatu ini menjadi cikal bakal sepatu populer lainnya, termasuk Cortez, yang nantinya menjadi ikon tersendiri setelah hak patennya beralih ke Nike.

Lahirnya Mexico 66: Sebuah Warisan Abadi

Pada tahun 1966, Onitsuka Tiger memperkenalkan sepatu Mexico 66 dengan nama awal Limber Up, yang dirancang khusus untuk pra-pertandingan Olimpiade Musim Panas 1968 di Meksiko. Sepatu ini menjadi model pertama yang menampilkan motif striping ikonik Onitsuka yang kini menjadi ciri khas merek tersebut.

Baca Juga: Mengapa Jari Kita Mengerut Setelah Lama di Air? Ini Penjelasan Ilmiah di Baliknya

Sepatu ini semakin dikenal ketika tim nasional Jepang mengenakannya selama Olimpiade 1968. Namun, yang menjadikannya simbol budaya populer adalah kehadirannya dalam film-film legendaris, seperti Game of Death yang dibintangi oleh Bruce Lee, serta dalam film Kill Bill: Volume 1 yang menampilkan Uma Thurman.

Kebangkitan Mexico 66 di Era Modern

Pada awal 2020-an, sepatu Mexico 66 kembali populer sebagai alternatif modis untuk sepatu klasik seperti Adidas Samba dan Puma Mostro. Penampilan selebritas seperti Bella Hadid, Gigi Hadid, dan Kaia Gerber dalam mengenakan sepatu ini semakin mengukuhkan statusnya sebagai tren global.

Dengan desain minimalis dan sol datar, Mexico 66 menjadi pilihan favorit karena kemampuannya untuk berpadu dengan berbagai gaya busana, dari kasual hingga semi-formal.

Baca Juga: Amazon Prime Video Gelontorkan US$40 Juta untuk Dokumenter Melania Trump

Perbedaan Antara Onitsuka Tiger dan Asics

Meskipun Onitsuka Tiger kini berada di bawah naungan Asics, kedua merek tetap mempertahankan identitasnya masing-masing. Nama Asics, yang merupakan akronim dari frasa Latin "Anima Sana In Corpore Sano" (jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat), mencerminkan filosofi perusahaan dalam menciptakan produk olahraga berkualitas.

Onitsuka Tiger tetap mempertahankan produksi sepatu ikoniknya, termasuk Mexico 66, yang kini menjadi bagian dari warisan budaya merek ini. Relasi antara Onitsuka Tiger dan Asics mirip dengan hubungan antara Jordan Brand dan Nike, di mana kedua entitas memiliki identitas yang saling melengkapi.

Selanjutnya: Kereta Api Indonesia (KAI) Mengangkut 69,2 Juta Ton Barang Selama 2024

Menarik Dibaca: Harga Emas Dunia Naik Empat Hari, Menuju Kenaikan 1,26% Sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo
Terbaru