Sejarah Tradisi Lebaran Ketupat, Tujuan, dan Maknanya bagi Masyarakat Jawa

Senin, 02 Mei 2022 | 07:41 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Sejarah Tradisi Lebaran Ketupat, Tujuan, dan Maknanya bagi Masyarakat Jawa

ILUSTRASI. Sejarah Lebaran Ketupat. KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


LEBARAN - Sejarah dan tradisi Lebaran Ketupat di masyarakat Jawa sudah terbentuk sejak lama. Orang Jawa umumnya mengenal dua kali pelaksanaan Lebaran, yakni Idul Fitri dan Lebaran ketupat. 

Idul Fitri dilaksanakan tepat pada tanggal 1 Syawal, sedangkan Lebaran ketupat adalah satu minggu setelahnya, tepatnya pada 8 Syawal.

Tradisi Lebaran ketupat diselenggarakan pada hari ke delapan bulan Syawal setelah menyelesaikan puasa Syawal selama 6 hari.  

Hal ini berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk berpuasa sunnah 6 Hari di bulan Syawal. Lantas, seperti apa sejarah Lebaran Ketupat?

Baca Juga: 2 Resep Sambal Goreng Kentang Lebaran, Praktis, Mudah, dan Enak

Sejarah Lebaran Ketupat di Jawa  

Dikutip dari laman NU online, sejarah Lebaran ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah salah satu dari sembilan wali atau Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.  

Saat itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah Bakda kepada masyarakat Jawa, Bakda Lebaran, dan Bakda Kupat.  

Bakda Lebaran dimulai dari prosesi pelaksanaan salat Ied satu Syawal hingga tradisi saling kunjung dan memaafkan sesama muslim. Sementara Bakda Kupat dirayakan seminggu sesudah Lebaran.

Saat Lebaran Ketupat, masyarakat muslim Jawa umumnya membuat ketupat, yaitu jenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa (janur) yang dibuat berbentuk kantong, kemudian dimasak.

Setelah masak, ketupat tersebut diantarkan ke kerabat terdekat dan kepada mereka yang lebih tua. 

Baca Juga: Resep Opor Ayam Bumbu Kuning dan Putih untuk Santapan Lebaran

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru