CARI TAHU - Simak sejarah dan perjalanan Tupperware yang resmi pamit dari Indonesia. Postingan dari akun resmi Instagram @Tupperwareid tengah menjadi perbincangan karena mengucapkan terima kasih dan segera pamit dari Indonesia.
Dalam postingan tersebut, Tupperware turut mengumumkan telah berhenti beroperasi pada 31 Januari 2025. Hal ini diambil sebagai bagian dari keputusan global dari perusahaan.
Tentu, seperti apa perjalanan Tupperware hingga alami kejayaan di Indonesia? Simak informasi selengkapnya.
Baca Juga: Kabar Gembira, Tupperware Batal Bangkut Setelah Dapat Pinjaman
Tupperware, merek asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Earl Tupper pada 1946, mulai memasuki pasar Indonesia pada tahun 1991 melalui distributor resmi pertama, PT Alif Rose, yang berbasis di Jakarta.
Sejak saat itu, Tupperware berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam kehidupan rumah tangga masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2013, Tupperware Indonesia menggagas Hari Bawa Bekal Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 April.
Baca Juga: Kemenperin Akan Panggil Gubernur Bali, Bahas Larangan Produksi AMDK di Bawah 1 Liter
Kampanye ini bertujuan untuk mendorong kebiasaan membawa bekal makanan dari rumah sebagai langkah menuju gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.
Inisiatif ini didukung oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selama lebih dari tiga dekade, Tupperware telah menjadi bagian dari kehidupan keluarga Indonesia, tidak hanya sebagai produsen wadah makanan berkualitas tinggi, tetapi juga sebagai pelopor dalam pemberdayaan perempuan dan pengembangan kewirausahaan melalui program penjualan langsung.
Baca Juga: Tupperware Batalkan Lelang, Setuju Diambil Alih Pemberi Pinjaman
Kejayaan Tupperware
Dengan inovasi produk dan komitmen terhadap kualitas, Tupperware terus beradaptasi dengan kebutuhan konsumen modern di Indonesia.
Tupperware mencapai puncak kejayaannya di Indonesia pada era 1990-an hingga awal 2000-an. Pada masa itu, hampir setiap rumah tangga mengenal dan menggunakan produk Tupperware, seperti tempat bekal, wadah makanan, dan botol minum.
Produk-produk ini dikenal karena daya tahan, desain menarik, dan kualitas tinggi, sehingga sering dianggap sebagai barang mewah dan digunakan dalam acara formal hingga pertemuan keluarga.
Baca Juga: Promo Tomoro Coffee Beli Treasure Tumbler Dapat 3 Kopi Gratis, sampai 7 April Saja
Kebangkrutan Tupperware
Tupperware menghadapi berbagai tantangan yang menyebabkan penurunan kinerja bisnisnya. Perusahaan telah berupaya membalikkan keadaan bisnisnya sekitar 4 tahun setelah melaporkan penurunan penjualan selama 6 kuartal berturut-turut sejak kuartal ketiga tahun 2021.
Salah satu pemicunya adalah inflasi yang ketat terus menghambat basis konsumen berpenghasilan rendah dan menengah.
Pada tahun 2023, perusahaan tersebut menuntaskan perjanjian dengan pemberi pinjamannya untuk merestrukturisasi kewajiban utangnya, dan menandatangani kontrak dengan bank investasi Moelis & Co untuk membantu mengeksplorasi alternatif strategis.
Baca Juga: 6 Manfaat Minum Air Lemon bagi Kesehatan Tubuh dan Cara Membuatnya
Melansir dari Reuters ada beberapa faktor utama penyebab kebangkrutan Tupperware antara lain:
1. Penurunan Penjualan dan Permintaan
Setelah lonjakan penjualan selama pandemi COVID-19, Tupperware mengalami penurunan permintaan yang signifikan. Pada tahun 2022, penjualan turun 18% menjadi sekitar US$1,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
2. Beban Utang yang Tinggi
Perusahaan menghadapi beban utang yang besar, dengan total utang lebih dari US$700 juta. Negosiasi yang berlarut-larut dengan pemberi pinjaman mengenai pengelolaan utang memperburuk situasi keuangan perusahaan.
3. Persaingan dan Kurangnya Inovasi
Tupperware gagal beradaptasi dengan perubahan pasar dan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan berjuang untuk menyamai pesaing yang lebih inovatif dalam mempromosikan produk mereka kepada konsumen yang lebih muda melalui platform digital seperti TikTok dan Instagram.
4. Masalah Manajemen dan Pelaporan Keuangan
Tupperware mengalami kesulitan dalam manajemen keuangan dan pelaporan, termasuk keterlambatan dalam melaporkan kinerja keuangan kuartalan dan tahunan.
Kombinasi dari faktor-faktor tersebut menyebabkan Tupperware mengajukan perlindungan kebangkrutan pada tahun 2024, setelah lebih dari tiga dekade beroperasi di Indonesia.
Demikian informasi terkait sejarah dan perjalanan Tupperware sebelum pamit dari Indonesia.
Tonton: Amerika Pasang Tarif Impor, Prospek Emiten Baja Bisa Gempor
Selanjutnya: Samsung Galaxy A26 5G: Spesifikasi & Harga Resmi di Indonesia
Menarik Dibaca: Resident Playbook dan 6 Drama Korea Medis Kedokteran Terbaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News