KESEHATAN - Rasa suka pada lawan jenis bisa saja terjadi dengan begitu mudahnya. Biasanya rasa suka tersebut bisa jadi berbalas bisa jadi tidak.
Namun ada satu sindrom yang disebut dengan sindrom erotomania yang bisa dikaitkan dengan kondisi ini.
Sindrom erotomania adalah sebuah sindrom yang uga disebut sebagai De Clerambault’s syndrome, karena dikembangkan oleh psikiater Gatian de Clerambault.
Baca Juga: Simak 4 Cara Cek Resi SiCepat Express Lewat Online dan Offline
Kondisi kesehatan mental ini ditandai dengan adanya anggapan bahwa ada orang lain yang menyukai atau jatuh cinta padanya padahal faktanya berbeda.
Sindrom kepercayan yang keliru ini pun kadang juga bisa berbentuk seperti anggapan bahwa ada selebritis yang menyukai dirinya.
Seperti yang dilansir dari laman Wikipedia, sindrom ini lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. Dimana individu tersebut memiliki delusi bahwa ia memiliki penggemar rahasia yang mencintainya.
Laman Health Line menjalaskan bahwa erotomania sendiri bisa memiliki bentuk atau ciri seperti terus menerus membicarakan orang yang dicintainya, melakukan aktivitas stalking melalui sosial media, hingga merasa cemburu ketika orang tersebut dekat dengan orang lain.
Baca Juga: KTP Elektronik, Berikut Cara Membuat dan Persyaratannya
Disamping itu ciri lain adalah adanya keinginan untuk terus berkomunikasi dengan orang lain melalui surat atau email, meyakini bahwa orang tersebut memberikan beberapa tanda bahwa ia menyukainya dengan berbagai tanda spesial, hingga hilangnya minat untuk melakukan aktivitas selain membicarakan orang yang disukainya tersebut.
Sindrom ini bisa menjadi berbahaya karena bisa memicu timbulnya kondisi gangguan kesehatan mental yang disebut bipolar dan schizophrenia. Tentu saja dikeranakan oleh delusi yang terus dibuatnya.
Erotomania sendiri juga bisa dipicu karena adanya rasa ketakutan yang besar, penolakan, ataupun perasaan kesepian dan tingkat percaya diri yang rendah.
Kondisi erotomania yang parah tentu saja membutuhkan treatment atau perawatan khusus yang dilakukan oleh para ahli. Tentu saja dibarengi dengan pemberian obat-obatan untuk menekan delusi dan menstabilkan mood.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News