CLOSE [X]

Tahun 2024 Tahun Kabisat, Pahami Sejarah Singkat dan Cara Menghitung Tahun Kabisat

Senin, 26 Februari 2024 | 13:26 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Tahun 2024 Tahun Kabisat, Pahami Sejarah Singkat dan Cara Menghitung Tahun Kabisat

ILUSTRASI. Tahun 2024 Tahun Kabisat, Pahami Sejarah Singkat dan Cara Menghitung Tahun Kabisat.


Sejarah Tahun Kabisat -  Tahun 2024 adalah tahun kabisat dimana terdapat penambahan 1 hari pada bulan Februari. Oleh sebab itu tahun ini bulan Februari terdapat 29 hari alih-alih 28 hari. 

Tahun kabisat atau leap year, melansir dari Live Science, terjadi saat ada penambahan 1 hari setiap empat tahun sekali pada kalender masehi. Pada tahun tersebut jumlah hari setahun tidak 365 hari melainkan 366 hari. 

Perhitungan kabisat ini tentu memiliki tujuan yang penting karena berkaitan dengan perhitungan tahun masehi dengan tahun matahari. 

Jika tidak ada kabisat maka tahun masehi akan kekurangan 1 hari atau sekitar 23 jam 15 menit setiap 4 tahun sekali. 

Baca Juga: Apa Itu Hak Veto Dewan Keamanan PBB? Ini Fungsi, Negara Pemilik Hak Veto, & Contohnya

Hal ini disebabkan karena pada kalender matahari (solar) atau masehi tidak tepat 365 hari melainkan 365 hari lebih 5 jam 48 menit.

Oleh sebab itu setiap 4 tahun sekali ditambah 1 hari agar genap 365 hari pada tahun tersebut.

Sejarah singkat dan cara menghitung tahun kabisat

Tahun kabisat pertama kali diperkenalkan oleh Julius Caesar, raja Romawi yang berkuasa pada tahun 44 Sebelum Masehi. 

Bersumber dari situs LAPAN, bangsa Romawi pada awalnya menggunakan kalender 355 hari. Agar festival tetap berlangsung pada musim yang sama setiap tahunnya, 22 atau 23 hari pun dibuat satu atau dua bulan di tahun kedua. 

Pada saat tinggal di Mesir, Julius kemudian mengakui keunggulan kalender 365 hari yang digunakan di Mesir. 

Lalu ada bulan selingan, di mana astronom bangsa Mesir memasukkan di bulan tertentu ketika mereka mengamati bintang-bintang.

Kemudian, Julius menyederhanakan hal tersebut degan menambahkan satu hari ke bulan yang berbeda untuk membuat kalender 366 hari. 

Sebenarnya, perhitungannya sudah dilakukan oleh astronom Romawi, Sosigenes. Ia menambahkan satu hari di setiap bulan Februari yang terdiri dari 28 hari. 

Penambahan ini terjadi setiap tahun keempat tepatnya pada bulan Februari sehingga jumlah hari menjadi 29.

Baca Juga: Profil Singkat Jenderal Soedirman yang Terjun Berperang dengan Satu Paru-Paru

Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII menyempurnakannya perhitungan tahun kabisat ini. Ia mencetuskan sebuah aturan bahwa hari kabisat akan jatuh pada setiap tahun mana saja yang bisa dibagi dengan 4. 

Maka dari itulah setiap tahun yang bisa dibagi dengan 4, bulan Februari akan terdiri dari 29 hari. 

Cara menghitung tahun kabisat juga cukup mudah. Anda bisa menggunakan langkah berikut: 

  • Apabila tahun tersebut habis dibagi dengan 400, maka tahun itu adalah tahun kabisat
  • Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi dengan angka 400, namun habis dibagi angka 100, maka tahun tersebut bukanlah tahun kabisat.
  • Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400 ataupun 100, namun habis dibagi dengan angka 4, maka tahun itu adalah tahun kabisat
  • Apabila tahun tersebut tidak habis dibagi 400, 100, maupun 4, maka dipastikan tahun tersebut bukanlah tahun kabisat

Oleh sebab itu, masyarakat yang lahir pada tahun kabisat atau pada tanggal 29 Februari, tentu lebih istimewa karena dirayakan setiap 4 tahun sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana
Terbaru