​Tugu Pahlawan, monumen bersejarah pertempuran di Hari Pahlawan 10 November 1945

Senin, 09 November 2020 | 16:05 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Tugu Pahlawan, monumen bersejarah pertempuran di Hari Pahlawan 10 November 1945

ILUSTRASI. Pekerja menyiram tanaman di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (7/11/2020).


SEJARAH - Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November. Tanggal itu ditetapkan dari peristiwa bersejarah Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 1945. 

Dikutip dari Kompas.id (9/11), waktu itu, setelah kemerdekaan Indonesia, pada September 1945, tentara Inggris yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) datang ke Surabaya bersama dengan tentara Netherlands Indies Civil Administration (NICA). 

Mereka bertugas melucuti tentara Jepang yang pada 14 Agustus 1945 telah menyerah kepada Sekutu dan memulangkan mereka ke negaranya. Tugas ini juga diiringi niat mengembalikan Indonesia sebagai jajahan Belanda.

Baca Juga: Ada voucher promo tiket keretaapi spesial Hari Pahlawan, 10 November 2020!

Hal tersebut memicu kemarahan warga Surabaya karena merasa Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Lalu, terjadi perobekan warna biru di bendera Belanda yang bewarna merah, putih, dan biru di Hotel Yamamoto pada 18 September 1945.

Setelah insiden tersebut, suasana memanas, sampai pada 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara Indonesia dan tentara Inggris. Puncaknya, pada 10 November, terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dengan milisi Indonesia yang berlangsung hingga tiga minggu. 

Di Surabaya berdiri Tugu Pahlawan untuk mengenang pertempuran tersebut. 

Baca Juga: KAI bagi-bagi voucer gratis naik kereta untuk guru dan nakes jelang Hari Pahlawan

Tugu Pahlawan 

Tugu Pahlawan berkaitan erat dengan Hari Pahlawan

Dirangkum dari laman Kemendikbud, Tugu Pahlawan berdiri di lokasi yang memiliki makna penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, baik dari kekuasaan Jepang maupun Sekutu yang diboncengi Belanda, dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. 

Peletakkan batu pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 1951.

Di awal pembangunannya, Tugu Pahlawan ditangani Balai Kota Surabaya. Pekerjaan pembangunan tugu kemudian dilanjutkan Indonesian Engineering Corporation dan diteruskan oleh Pemborong Saroja. 

Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1952.  Di 1988, dimulailah penataan lapangan Tugu Pahlawan yang dilengkapi dengan bangunan museum, pintu masuk, patung, dan relief perjuangan. 

Sejak saat itu, lapangan di sisi selatan tugu digunakan pula sebagai tempat upacara dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kenegaraan.

Baca Juga: Ini 10 pemenang Pahlawan Digital UMKM 2020

 

Konstruksi Tugu Pahlawan 

Tinggi Tugu Pahlawan pada awalnya direncanakan 45 meter sesuai dengan angka tahun berdirinya Republik Indonesia, yaitu tahun 1945. 

Namun, karena terdapat masalah konstruksi bangunan yang dikhawatirkan tidak mampu menopang ketinggian tersebut, akhirnya tugu dibangun setinggi 41,15 meter di atas lahan seluas 2,9 hektare.

Tugu Pahlawan terdiri dari 11 bagian atau tingkat yang seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Bagian puncak tugu yang meruncing dilengkapi dengan lampu berwarna merah dan penangkal petir. 

Terdapat hiasan berbentuk tumpal berwarna kuning keemasan pada bagian atas dan bawahnya. Bagian bawah tugu berdiameter 3,1 meter sedangkan bagian puncaknya punya diameter 1,3 meter. 

Baca Juga: W.R. Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan saat Sumpah Pemuda

Tugu Pahlawan memiliki denah berbentuk segi 10 dan permukaannya membentuk jalur-jalur lengkung vertikal. Angka 10 dan 11 ini melambangkan peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 bulan November tahun 1945.

Pada area tugu yang sekarang dikelilingi oleh pagar masif setinggi hampir dua meter terdapat Museum 10 November di sisi Utara dan arca proklamator serta replika reruntuhan bangunan kolonial di sisi Selatan.

Pada 1991-1996 dilakukan pembenahan kembali Tugu Pahlawan dan Museum Perjuangan 10 November yang dipimpin oleh arsitek Ir. Sugeng Gunadi, MLA dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 

Selanjutnya: ​Mohammad Yamin, tokoh yang merumuskan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani

Terbaru