KONTAN.CO.ID - Mengenal apa itu Ekuinoks Matahari yang akan terjadi 23 September 2025. Fenomena astronomi merupakan peristiwa alam yang melibatkan benda langit dan bumi.
Salah satu Fenomena yang akan terjadi adalah ekuinoks matahari yang terjadi 2 kali dalam setahun. Adapun, waktu terdekat terjadinya fenomena ini adalah pada 23 September.
Peristiwa astronomis ini terjadi posisi matahari tepat berada di garis khatulistiwa bumi. Akibatnya, durasi siang dan malam hampir sama panjang di seluruh dunia, yakni sekitar 12 jam siang dan 12 jam malam.
Lalu, apa sebenarnya yang terjadi dan dampaknya ke bumi? Cek informasi selengkapnya.
Baca Juga: Ada Gerhana Matahari Parsial 21 September 2025, Apakah Bisa Dilihat di Indonesia?
Apa Itu Ekuinoks Matahari?
Ekuinoks terjadi dua kali dalam setahun, yaitu ekuinoks Maret (sekitar 21 Maret) yang menandai awal musim semi di belahan bumi utara dan musim gugur di belahan bumi selatan, serta ekuinoks September (sekitar 23 September) yang menandai awal musim gugur di utara dan musim semi di selatan.
Fenomena ini terjadi karena kemiringan sumbu bumi sebesar 23,5° terhadap bidang orbitnya. Saat ekuinoks, sinar matahari jatuh tegak lurus di atas garis ekuator sehingga distribusi cahaya matahari merata.
Bagi masyarakat di wilayah tropis, termasuk Indonesia, ekuinoks tidak terlalu terasa perbedaan musimnya, tetapi sering dikaitkan dengan peningkatan suhu udara karena posisi matahari melintas tepat di atas kepala (zenit).
Baca Juga: Apa Itu Involusi? Fenomena Persaingan Ekstrem di Tiongkok
Penjelasan Ekuinoks menurut BMKG
Menurut BMKG, ekuinoks menjadi fenomena astronomi di mana posisi matahari secara semu berada tepat di atas garis khatulistiwa, namun tidak signifikan meningkatkan suhu.
Hal ini berbeda dengan fenomena HeatWave yang terjadi saat musim panas seperti di wilayah Eropa.
Saat ekuinoks September, posisi semu matahari bergerak dari belahan bumi utara menuju ke selatan dari ekuator, sehingga intensitas penyinaran matahari untuk wilayah Indonesia makin kuat.
Baca Juga: Fenomena Hujan Meteor Epsilon Perseid 9 September 2025 dan Cara Melihat Fireball
Dampak dan Karakteristik di Indonesia
Dengan posisi semu matahari mendekati garis ekuator, BMKG menyebut bahwa wilayah Indonesia mulai merasakan kenaikan suhu karena intensitas penyinaran yang semakin tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Namun BMKG juga menegaskan bahwa fenomena ini bukanlah sesuatu yang berbahaya. Tidak ada dampak drastis seperti yang sering dikaitkan dalam isu umum, suhu tidak melonjak ekstrem, dan fenomena ini tidak merugikan secara langsung.
Salah satu ciri khas ekuinoks adalah bahwa waktu siang dan malam menjadi hampir sama, yaitu mendekati 12 jam masing-masing.
Demikian informasi terkait apa itu Ekuinoks Matahari yang akan terjadi 23 September 2025.
Tonton: Trump Sebut Murdoch, Ellison, dan Dell akan Jadi Investor TikTok di AS
Selanjutnya: Pemerintah Lanjutkan Diskon Pajak Rumah dengan Harga Maksimal Rp 2 Miliar di 2026
Menarik Dibaca: Biar Anak Bebas Bergerak, Begini Cara Pilih Pakaian yang Tepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News