Apa Itu Perayaan Waisak? Ini Sejarah Hari Raya Umat Buddha

Minggu, 11 Mei 2025 | 11:30 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Apa Itu Perayaan Waisak? Ini Sejarah Hari Raya Umat Buddha

ILUSTRASI. Suasana kegiatan perayaan hari raya Waisak 2568 B.E. Tahun 2024 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah Kamis, 23 Mei 2024. Detik detik waisak dilaksanakan pukul 20.52.42 WIB. FOTO : KONTAN/Yuliana Hema


CARI TAHU - Hari Raya Waisak 2025 akan diperingati oleh umat Buddha di Indonesia pada Senin, 12 Mei 2025. Waisak adalah hari besar agama Buddha. 

Melansir dari Kemenag RI, rangkaian acara Hari Raya Waisak Nasional pada 12 Mei 2025 dan dilaksanakan di Candi Borobudur.

Sementara iut, ada beberapa kegiatan lain Berbagai rangkaian keagamaan dilaksanakan seperti mengadakan Bakti Sosial kepada 8.000 masyarakat (berobat gratis).

Selanjutnya agenda prosesi Waisak, dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Lalu di Borobudur ada panggung utama, mengadakan festival lampion.

Baca Juga: Ini 25 Ucapan Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2025 dalam Bahasa Inggris

Apa itu Waisak?

Kirab Waisak 2568 BE/2024

Waisak merupakan hari suci yang diperingati untuk mengenang kelahiran Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Sang Buddha. Gelar "Buddha" berarti seseorang yang telah tercerahkan atau terbangun secara spiritual.

Seperti dikutip dari laman BBC.com, Siddhartha dipercaya sebagai seorang pangeran dari keluarga kaya yang lahir di wilayah yang sekarang menjadi Nepal, sekitar abad ke-5 sebelum Masehi.

Dalam ajaran agama Buddha, Siddhartha Gautama menyadari bahwa kekayaan dan kehidupan mewah tidak menjamin kebahagiaan sejati.

Baca Juga: Jelang Long Weekend Waisak 2025, KAI Tambah 9.948 Tempat Duduk

Ia lalu memilih menjalani kehidupan sebagai pertapa yang tidak memiliki tempat tinggal tetap, demi memahami lebih dalam tentang kehidupan dan menyaksikan penderitaan yang ada di dunia.

Setelah menjalani enam tahun penuh pembelajaran dan meditasi dalam perjalanan spiritualnya, Siddhartha mencapai kesadaran spiritual yang tinggi dan menemukan makna sejati dalam kehidupan.

Pencerahan tersebut ia peroleh di bawah pohon Bodhi yang terletak di Bodh Gaya, yang kini menjadi tempat suci umat Buddha di India.

Sejak saat itu, ia dikenal sebagai Buddha dan mengabdikan sisa hidupnya untuk membagikan ajarannya kepada para pengikutnya, berdasarkan pengalaman spiritual yang ia capai.

Baca Juga: Libur Panjang Waisak, Kereta Cepat Whoosh Gratiskan Penumpang di Bawah 3 Tahun

Sejarah Perayaan Waisak

Awal mula perayaan Waisak secara resmi dimulai pada tahun 1950, ketika negara Sri Lanka menyelenggarakan konferensi pertama Persekutuan Buddhis Sedunia atau World Fellowship of Buddhists.

Mengacu pada laman Unvesak Australia, dalam konferensi tersebut disepakati bahwa Waisak dirayakan sebagai hari kelahiran Buddha di berbagai negara.

Bahkan, Raja Nepal sudah lebih dahulu memperingati hari kelahiran Buddha dan mendorong negara lain untuk mengikuti jejak tersebut.

Selanjutnya, para anggota dari World Fellowship of Buddhists mengimbau para pemimpin negara agar hari kelahiran Buddha dijadikan hari libur nasional sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Buddha, yakni Siddhartha Gautama.

Hingga kini, Hari Waisak diperingati sebagai penghormatan terhadap kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha. Nilai-nilai yang diajarkannya—seperti kasih sayang, kedamaian, dan niat baik—telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Ada Potensi Profit Taking di Bursa Jelang Libur Waisak, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

Penetapan Perayaan Waisak

Hari Waisak jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya karena disesuaikan dengan kalender Buddha, atau Buddhist Era (BE), yang mengacu pada siklus bulan (kalender lunar), tepatnya saat bulan purnama.

Berdasarkan penjelasan dari situs resmi Ditjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, penetapan Hari Raya Tri Suci Waisak di Indonesia mengikuti metode Purnama-Sidhi. Metode ini dihitung berdasarkan astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern.

Tahun dalam kalender Matahari (solar) memiliki 365 hari, sementara kalender lunar hanya mencakup 355 hari. Hal ini menyebabkan perbedaan sekitar 10 hari setiap tahunnya.

Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE untuk Kerabat dan Teman

Pada tahun kabisat dalam kalender lunar, terdapat 13 kali bulan purnama dalam satu tahun. Di waktu seperti inilah muncul fenomena Waisak ganda, yakni dua kali Waisak dalam satu tahun.

Oleh karena itu, perhitungan hari Waisak mengacu pada kalender lunar Buddha yang telah disesuaikan dengan kalender solar atau Matahari, atau bisa juga disebut sistem luni-solar, yang dalam satu siklus 19 tahun akan memiliki 7 tahun kabisat dengan tambahan 7 bulan sebagai penyisipan.

Demikian informasi menarik seputar apa itu Waisak dan Waisak hari raya agama Buddha. 

Tonton: Sebelum Libur Cukup Panjang, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Jumat (9/5)

Selanjutnya: Tata Cara Blokir dan Unsubscribe Spam Email di Gmail

Menarik Dibaca: Oppo A78 Harga Mei 2025 Punya Spesifikasi Menggoda, Ini Update Harganya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti
Terbaru