Asal Usul Ketupat sebagai Makanan Lebaran dan Tujuan Perayaan di Indonesia

Senin, 07 April 2025 | 08:07 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Asal Usul Ketupat sebagai Makanan Lebaran dan Tujuan Perayaan di Indonesia

ILUSTRASI. Ketupat Lebaran


CARI TAHU - Pahami sejarah Ketupat dan perkembangan di Indonesia. Ketupat dikenal luas sebagai makanan khas saat perayaan Idul Fitri, biasanya disantap bersama lauk-pauk seperti opor ayam, sambal goreng, atau olahan daging lainnya.

Makanan ini terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa muda (janur) berbentuk persegi empat, lalu direbus hingga matang.

Tradisi menyantap ketupat telah menyebar ke seluruh penjuru Indonesia, dengan tiap daerah memiliki cara penyajian dan lauk pendamping yang khas. Kini, ketupat telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Nusantara.

Lalu, seperti apa Ketupat dapat berkembang dan menjadi makanan khas nusantara? Intip informasi selengkapnya.

Baca Juga: Apa Itu Lebaran Ketupat saat Bulan Syawal? Ini Arti dan Sejarah Tradisi

Sejarah dan Perkembangan Ketupat

Masak ketupat lebaran

Sejarah munculnya ketupat berakar dari abad ke-15 hingga ke-16 di wilayah Demak, Jawa Tengah, ketika Sunan Kalijaga—salah satu anggota Walisongo—memperkenalkannya sebagai bagian dari dakwah Islam.

Mengutip dari Journal of Ethnic Foods oleh Angelina Rianti, Sunan Kalijaga mengenalkan dua tradisi penting: Bakda Lebaran dan Lebaran Kupat. Bakda Lebaran dilakukan tepat di hari Idul Fitri, dengan salat Ied dan silaturahmi.

Sementara, Bakda Kupat dirayakan sepekan kemudian, yakni pada 8 Syawal. Sejak saat itu, ketupat menjadi simbol penting dalam rangkaian tradisi Lebaran di masyarakat Jawa dan sekitarnya.

Baca Juga: Ini Tradisi Lebaran Idul Fitri di Berbagai Negara, Ada Ketupat Hingga Baklava

Tujuan Lebaran Ketupat

Mengutip Jurnal Makna Tradisi Kupatan bagi Masyarakat Desa Paciran Kecamatan Paciran oleh Subagya menguraikan tiga tujuan utama dari tradisi kupatan.

1. Ketupat berfungsi sebagai sarana komunikasi dan memperkuat ikatan sosial, sebagaimana dibuktikan oleh antusiasme orang Jawa dalam berpartisipasi dalam tradisi ini, khususnya selama perayaan Idul Fitri

2. Ketupat dapat memfasilitasi pemberian amal, yang ditunjukkan oleh tindakan berbagi sebagai ungkapan rasa terima kasih atas berkah yang diterima.

3. Ketupat untuk melestarikan warisan budaya dan adat istiadat, karena tradisi ini telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Daftar 10 Makanan Sehat Rendah Kalori untuk Diet Pasca Lebaran

Lebaran ketupat

Saat Lebaran atau Bakda Kupat, banyak masyarakat mulai menganyam daun kelapa dalam bentuk ketupat.  Selain itu, saat ketupat matang kemudian diberikan kepada tetangga, keluarga, kerabat sebagai simbol kebersamaan. 

Masyarakat memasak ketupat dengan bahan dasar nasi yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda atau “janur” dalam Bahasa Jawa. 

Ketupat dimasak dalam air mendidih dalam waktu yang lama, hingga kurang lebih selama 5 jam. 

Baca Juga: Pulih Lebih Cepat Pasca Melahirkan, Cek Makanan yang Bisa Bantu Pemulihannya

Bahan utama seeperti nasi ketan biasanya digunakan sebagai isian ketupat, dan bisa direndam dalam air yang mengandung daun pandan selama 30 menit sebelum dimasukkan ke dalam bungkus janur untuk memberi rasa pada nasi. 

Daun kelapa muda juga bisa direndam dalam air agar tidak robek saat anyaman. Di Indonesia, ketupat biasanya disajikan dengan beberapa lauk seperti kari ayam, rendang, dan sate. 

Seiring berjalannya waktu, ketupat tidak hanya tersebar di Jawa tetapi juga menjangkau seluruh Indonesia dan negara lain, seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei.

Hal itu terjadi karena penyebaran agama Islam. Penyebaran agama Islam telah membawa salah satu tradisi budaya, yaitu menyajikan ketupat pada hari raya Idul Fitri. 

Demikian sejarah ketupat menjadi makanan khas Lebaran di Indonesia maupun negara lain di Asia Tenggara. 

Tonton: Aksi Demonstrasi Anti Donald Trump Mulai Marak di Amerika

Selanjutnya: Tekanan Membayangi IHSG Usai Libur Lebaran, Cek Sektor yang Relatif Tahan Guncangan

Menarik Dibaca: Promo Gokana Selamat 7-18 April, Makan Ber-2 atau Ber-3 Mulai Rp 27.000-an per Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti
Terbaru