Dirangkum dari laman resmi UNESCO, cara membuat noken bervariasi antar komunitas, tetapi pada umumnya cabang, batang atau kulit pohon atau semak tertentu ditebang, dipanaskan di atas api dan direndam dalam air.
Serat kayu yang tersisa dikeringkan kemudian dipintal menjadi benang atau tali yang kuat, yang terkadang diwarnai dengan pewarna alami. Tali ini diikat dengan tangan untuk membuat kantong jaring dengan berbagai pola dan ukuran.
Prosesnya membutuhkan keterampilan yang hebat, konsentrasi, jiwa seni, dan membutuhkan beberapa bulan untuk menguasainya. Namun, jumlah orang yang membuat dan menggunakan noken semakin berkurang.
Faktor yang mengancam kelangsungan hidupnya antara lain kurangnya kesadaran, lemahnya transmisi tradisional, berkurangnya jumlah pengrajin, persaingan dari tas buatan pabrik, masalah dalam memperoleh bahan baku tradisional dengan mudah dan cepat, dan pergeseran nilai-nilai budaya noken.
Selanjutnya: Papua promotes noken as plastic bag replacement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News