Konferensi Inter-Indonesia
Konferensi Inter-Indonesia diadakan sebelum pelaksanaan Konferensi Meja Bundar. Konferensi ini dihadiri oleh RI dan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg) atau Badan Permusyawaratan Federal yang terdiri dari negara-negara boneka buatan Belanda.
Perundingan ini diselenggarakan di Yogyakarta pada 19-22 Juli 1949 lalu dilanjutkan di Jakarta, 30 Juli 1949.
Hasil konferensi ini adalah negara yang dibentuk bernama RIS, APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) adalah angkatan perang nasional, dan TNI menjadi inti APRIS.
Konferensi Meja Bundar
Sesuai dengan hasil dari Perjanjian Roem-Royen, Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan tidak lama setelah perjanjian tersebut selesai.
Konferensi ini diadakan di Den Haag, Belanda yang berlangsung pada 23 Agustus hingga 2 November 1949.
Delegasi Indonesia dipimpin oleg Drs. Moh. Hatta, dan delegasi dari BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II. Hasil dari KMB tersebut diantaranya:
- Belanda mengakui kedaulatan Indonesia paling lambat 30 Desember 1949.
- Indonesia berbentuk negara serikat dan merupakan sebuah uni dengan Belanda.
- Uni Indonesia-Belanda dipimpin oleh Ratu Belanda.
- Permasalahan Irian Barat yang merupakan daerah perselisihan akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.
Hasil KMB tersebut merupakan hasil maksimal yang bisa didapat meskipun banyak pihak yang tidak puas. Pada 27 Desember 1949, dilakukan penyerahan kedaulatan dari belanda kepada RIS.
Perjuangan bangsa Indonesia melalui perjuangan bersenjata dan diplomasi mampu memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan Republik Indonesia.
Belanda juga dipaksa keluar dari wilayah RI yang ditandai dengan upaca pengakuan kedaulatan Indonesia yang merupakan tindak lanjut dari hasil KMB.
Selanjutnya: Macam-macam bilangan, ini pengertian dan contohnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News