Inilah dugong, hewan yang terdampar di Polewali Mandar dan bisa hidup hingga 70 tahun

Jumat, 19 November 2021 | 13:01 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Inilah dugong, hewan yang terdampar di Polewali Mandar dan bisa hidup hingga 70 tahun


SAINS - Dugong adalah salah satu mamalia laut langka yang hidup di perairan tropis. Dugong atau juga dikenal dengan nama duyung ini tersebar mulai Indo Pasifik, Afrika Timur, hingga Kepulauan Solomon.

Dugong baru-baru ini menjadi trending lantaran ditemukan warga dengan kondisi mati terdampar di Pulau Kucing, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada Rabu (17/11/2021) petang.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (18/11/2021), Dugong tersebut, Koordinator Komunitas Sahabat Penyu Muh Yusri mengatakan, diduga mati karena tersangkut jaring nelayan.

"Saya dapat info dari salah satu teman di Tonyaman bahwa duyung mati, namun warga tidak berani ambil tindakan karena tidak mau berurusan dengan petugas," ujar Muh Yusri kepada wartawan, Rabu (17/11).

Lantas, apa itu dugong?

Baca Juga: Pemerintah resmi larang impor binatang hidup dari China, ini daftarnya

Bisa hidup hingga 70 tahun

Dirangkum dari laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan, dugong memiliki panjang sekitar 2,4 hingga 3 meter dengan berat 230-930 kg.

Dugong terlahir dengan warna krem pucat. Seiring bertambahnya usia, warnanya akan menjadi lebih gelap hingga abu-abu gelap di bagian punggung.

Seluruh bagian tubuh dugong ditumbuhi oleh rambut-rambut pendek dan memiliki kulit tebal, keras dengan permukaan halus. Dibagian dada dugong terdapat sirip yang panjangnya 35-45 cm.

Bagi dugong muda, sirip ini berfungsi sebagai pendorong sedangkan pada dugong dewasa berperan sebagai kemudi. Ekor dugong berbentuk homo cercal yang berfungsi sebagai pendorong.

Seekor dugong dapat hidup selama 40-70 tahun. Dugong akan siap bereproduksi ketika berusia 9-10 tahun dengan usia kandungan selama 12-14 bulan dan pada umumnya hanya melahirkan seekor anak dalam satu kali proses reproduksi.

Seekor duyung umumnya memiliki jarak kehamilan selama 2,5-7 tahun.

Guna menghindari pemangsa, dugong akan melahirkan anaknya di perairan dangkal dengan kedalaman 2-2,5 meter. Induk dugong akan menyusi anaknya selama 1-2 tahun.

Baca Juga: KKP beberkan kinerja pengawasannya selama kuartal I 2019

 

Pola makan dugong

Selanjutnya, dugong makan apa? Dugong adalah hewan herbivora dan menghabiskan waktu untuk makan di padang lamun. Padang lamun adalah ekosistem khas laut dangkal yang ditumbuhi oleh tumbuhan rerumputan yang telah beradaptasi terhadap air asin.

Mamalia laut ini juga dapat dijadikan sebagai bio indikator kondisi padang lamun, karena spesies ini hanya tinggal di wilayah padang lamun yang berkondisi baik.

Jenis lamun yang dikonsumi oleh dugong berasal dari genus halodule, halophila, dan cymodecea. Tumbuhan air tersebut memiliki tekstur lunak dan sesuai dengan tipe pencernaan dugong yang sangat lambat.

Sehari seekor duyung dapat menghabiskan lamun sebanyak 25-30 Kg, sedangkan yang dipelihara di Gelanggang Samudera Ancol mampu menghabiskan 30-40 Kg. Menurut Anderson et al., (1978), duyung dapat makan pada waktu malam ataupun siang hari.

Saat makan, duyung cendrerung menggunakan lubang hidung dan bibirnya untuk menggali lumpur atau mencabut lamun. Lumpur yang melekat pada lamun dibersihkan dengan menyemburkan tanaman kemudian ditelan.

Selanjutnya: KKP akan tetapkan wilayah konservasi mamalia di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani

Terbaru