Kisah Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda

Selasa, 10 Agustus 2021 | 10:54 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Kisah Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda

ILUSTRASI. Kisah Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda.


EDUKASI -  Pangeran Diponegoro merupakan tokoh penting dalam Perang Jawa saat melawan penjajahan Belanda. 

Seperti yang disampaikan Presiden Soekarno, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Salah satu cara menghormati jasa pahlawan yang telah gugur adalah membaca kisah perjuangan mereka. 

Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Pangeran Diponegoro merupakan salah satu pahlawan nasional yang turut melawan penjajahan Belanda. 

Pangeran Diponegoro memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo. Beliau merupakan putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III yang lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. 

Beliau dikenal luas sebagai pemimpin Perang Diponegoro yang merupakan salah satu perang terbesar yang dialami Belanda kala menduduki Nusantara. 

Baca Juga: Ini dia negara-negara paling bahagia di dunia, Indonesia urutan ke berapa?

Penyebab pecahnya Perang Diponegoro

Perang Diponegoro atau biasa disebut juga Perang Jawa tersulut karena Pangeran tidak setuju dengan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan.

Hal tersebut ditambah dengan penderitaan petani lokal yang sejak tahun 1812 menderita akibat penyalahgunaan penyewaan oleh warga Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman. 

Pada tanggal 6 Mei 1823, Van der Capellen mengeluarkan dekrit yang menyatakan semua tanah yang disewakan orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 184. 

Namun, bersumber laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa. 

Pangeran Diponegoro kemudian membulatkan tekad untuk melawan dengan membatalkan pajak Puwarsa. Hal ini dilakukan agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makan. 

Kekecewaan beliau mencapai batas puncaknya saat tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api dipasang oleh Patih Danureja atas perintah Belanda melewati makam leluhur Pangeran Dipenogoro. 

Tindakan Belanda tersebut semakin membulatkan tekad Pangeran Diponegoro untuk melawan Belanda dan menyatakan sikap perang. 

Editor: Tiyas Septiana

Terbaru