PARENTING - Hal-hal kecil yang ada pada bayi perlu orangtua perhatikan. Mulai dari respons hingga kotoran yang dikeluarkan oleh bayi menjadi penanda kesehatan mereka.
Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) akan menghasilkan warna dan bentuk yang berbeda, tergantung dengan makanan dan kondisi bayi.
Dengan mengetahui ciri-ciri dari feses atau pup bayi, Anda bisa lebih tahu tentang kondisi buah hati Anda.
Berikut arti dari warna dan tekstur BAB bayi yang penting diketahui orangtua, dirangkum dari Healthline dan What to Expect:
Arti warna pada pup bayi
Berikut arti dari warna-warna pada kotoran bayi:
- Hitam
Pada hari setelah lahir, bayi akan mengeluarkan kotoran berwarna hitam. Hal ini normal dan biasanya berlangsung dalam dua hari.
Kotoran ini disebut dengan meconium. Feses pertama bayi tersebut mengandung sel kulit, bilirubin, sel darah merah, dan lendir.
Jika setelah dua hari bayi masih mengeluarkan BAB berwarna hitam, segera bawa ke dokter.
Baca Juga: Catat! Inilah jadwal terbaru dan jenis imunisasi untuk anak dari IDAI
- Kuning kecoklatan
Setelah mengeluarkan meconium, pup bayi akan berubah warnanya menjadi kuning kecoklatan. Warna ini normal terutama untuk bayi yang diberi ASI.
- Kuning cerah
Selain kuning kecoklatan, warna kotoran bayi biasanya adalah kuning cerah. Jika bayi BAB lebih sering dan berwarna kuning cerah dan berair, bisa saja buah hati sedang diare.
Segera bawa ke dokter anak untuk penanganan lebih lanjut jika hal ini terjadi.
- Coklat muda
Untuk bayi yang diberi susu formula, kotoran yang dihasilkan biasanya berwarna coklat muda. BAB juga lebih berbau dibandingkan bayi yang diberi ASI.
Baca Juga: Inilah harus dilakukan jika bayi atau anak positif terinfeksi virus corona
- Hijau
Saat bayi mulai diberi MPASI berupa sayuran hijau, fesesnya juga akan berwarna kehijauan. Warna tersebut didapat dari sayuran seperti bayam atau kacang-kacangan.
Suplemen mineral juga bisa memberi warna hijau pada pup bayi.
- Merah
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan oleh makanan, seperti tomat atau buah naga merah. Namun, warna tersebut juga bisa menandakan ada darah pada feses bayi.
Hal ini bisa disebabkan oleh infeksi pada usus, saluran BAB, atau alergi pada susu. Jika Anda mendapati pup bayi berwarna merah meski tidak diberi makanan seperti tomat, segera konsultasikan pada dokter anak.
- Putih atau abu-abu
Warna feses bayi putih atau abu-bau bisa menjadi pertanda bahwa produksi bilirubin tidak maksimal. Jika bilirubin tidak diproduksi secara normal, bayi bisa kesulitan dalam mencerna makanan dengan baik.
Segera konsultasikan pada dokter jika warna kotoran bayi putih atau abu-abu.
Baca Juga: Kenali 6 ciri-ciri awal autisme pada anak, orangtua perlu tahu
Tekstur feses bayi
Selain warna, Anda perlu memperhatikan tektur pada feses bayi. Berikut beberapa tekstur feses bayi dan artinya;
- Cair
Jika bentuk feses bayi cair, bisa jadi bayi sedang mengalami diare. Warna pada feses bayi yang sedang diare biasanya berwarna coklat atau hijau.
Sebaiknya bawa bayi ke dokter dengan segera. Jika dibiarkan, bayi bisa mengalami dehidrasi karena cairan tubuh terus berkurang.
- Lembek seperti pasta gigi
Bayi yang mengkonsumsi ASI biasanya akan mengeluarkan kotoran yang lembek cenderung cair seperti diare. Namun jika frekuensinya normal, hal tersebut wajar-wajar saja.
Berbeda dengan bayi yang diberi asi formula. Mereka akan BAB dengan tekstur yang lebih padat seperti pasta gigi.
Bayi yang diberi susu formula BAB nya lebih berbau layaknya BAB biasa namun tidak sekuat anak-anak yang lebih besar.
- Berlendir
Terkadang tekstur feses bayi berlendir. Hal ini disebabkan oleh air liur yang tertelan.
Jika bayi tidak meneteskan air liur tetapi pup bayi berlendir, bisa saja ada infeksi pada tubuh bayi. Segeralah bawa bayi pada dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Keras
Bayi yang sudah diperkenalkan dengan makanan padat, kotorannya akan perlahan berubah teksturnya menjadi lebih padat.
Tetapi, Anda perlu waspada jika bayi mulai kesulitan saat BAB atau kotoran yang dikeluarkan sangat keras.
Hal ini bisa mengindikasikan sembelit pada bayi. Ada baiknya segera bawa bayi pada dokter agar mendapatkan penanganan lebih baik.
Selanjutnya: Efeknya buruk buat anak, ini tanda-tanda Anda tergolong orangtua narsis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News