SEJARAH - Hari ini, 18 November 2020, salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memperingati ulang tahun berdirinya yang ke-108.
Sejumlah tokoh di Indonesia pun memberikan ucapan selamat milad ke-108 Muhammadiyah.
Di antaranya adalah KH. Ma'aruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum DPP Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Duta Besar dari Turki di Indonesia, maupun Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Mahfud MD.
Lantas, seperti apa sejarah Muhammadiyah?
Baca Juga: Muhammadiyah akan mengkaji RUU tentang Larangan Minuman Beralkohol
Sejarah Muhammadiyah
Dirangkum dari laman resmi Muhammadiyah, Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis.
KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912. KH Ahmad Dahlan adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang.
KH Ahmad Dahlan tergerak untuk mengajak ummat Islam yang waktu itu dalam keadaan jumud, beku, dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik untuk kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist.
Oleh karena itu, Ahmad Dahlan memberikan pengertian keagamaan di rumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya.
Selain itu, profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan Ahmad Dahlan, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa.
Baca Juga: Dorong peningkatan kepedulian pada lahan gambut, BRG gandeng PP Muhammadiyah
Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah yang kini telah ada diseluruh pelosok tanah air.
Di samping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, Ahmad Dahlan juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut “Sidratul Muntaha”.
Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa. KH Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan.
Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.
Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan kini menjadi Muktamar 5 tahunan.
Selanjutnya: Salurkan pinjaman dana pendidikan, Pintek gandeng Universitas Muhammadiyah Tangerang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News