Lalu, ketika pandemi Black Death menyerang Eropa pada abad pertengahan ke-14, memusnahkan sekitar 70 persen populasi Florence. Saat itu, para biarawan mulai membuat air mawar sulingan sebagai antiseptik untuk mendisinfeksi rumah.
Kemudian, pada 1600 ketika berita tentang kualitas produk yang diproduksi oleh apotek sampai ke dunia luar, maka diputuskan untuk dibuka untuk umum.
Baca Juga: 10 Warisan budaya tak benda Indonesia yang diakui UNESCO
Sementara, dikutip dari Forbes, awal mula produk ini menjadi populer ketika pada abad ke-16 Catherine de 'Medici menikah dan dinobatkan menjadi ratu Perancis.
Saat itu dia meminta dibuatkan wewangian spesial. Hasilnya terciptalah produk parfum berbasis alkohol pertama bernama Acqua della Regina atau the Queen's Water.
Lalu, berkat keunggulan formula yang dikembangkan oleh para apoteker, selama abad ke-18 ketenaran apotek menyebar melintasi batas negara hingga mencapai negeri-negeri yang jauh seperti Rusia, Hindia, dan bahkan Cina.
Menyusul penyitaan aset gereja oleh pemerintah Italia, pada tahun 1866 perusahaan tersebut menjadi perusahaan milik negara.
Namun kemudian, apotek itu diserahkan kepada Cesare Augusto Stefani, keponakan dari direktur biara terakhir, yang keluarganya memperoleh nama, niat baik dan aset perusahaan dan sejak itu menjalankan bisnis selama lebih dari empat generasi.
Selanjutnya: Asal nama Jakarta, dari zaman Kerajaan Galuh-Pakuan hingga kini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News