Penyakit yang menyerang jantung ada beragam seperti jantung koroner, gagal jantung, hingga gangguan irama jantung. Meskipun beragam, masih ada yang beranggapan penyakit jantung sama satu dengan yang lainnya.
Menurut Habibie, serangan jantung adalah episode kurangnya oksigen dalam otot jantung yang diakibatkan karena tersumbatnya pembuluh darah koroner secara tiba-tiba.
Seseorang akan merasakan nyeri dada hebat, ampeg, dan panas yang mendadak saat mengalami serangan jantung.
Sedangkan henti jantung adalah keadaan jantung secara tiba-tiba berhenti melakukan fungsi pompa sehingga darah tidak dapat bersikulasi. Kondisi ini sering menyebabkan kematian mendadak.
Baca Juga: Pendaftaran KIP Kuliah 2021 untuk jalur mandiri PTN sudah dibuka, simak ketentuannya
Mencegah dan penanganan pertama
Henti jantung atau cardiac arrest bisa dicegah dengan melakukan penelusuran. Telusuri, apakah ada riwayat keluarga yang meninggal mendadak di usia muda.
Jika terdapat kasus tersebut, cara pencegahan henti jantung mendadak adalah dengan melakukan medical check up ke dokter jantung.
Hal ini dilakukan agar mengetahui apakah orang tersebut memiliki risiko tinggi mengalami cardiac arrest di masa depan atau tidak.
Jika seseorang mengalami serangan jantung, pertolongan pertama yang perlu dilakukan adalah mencari pertolongan.
Selain mencari pertolongan, Anda bisa mengecek kesadaran orang yang terkena serangan jantung dengan meraba nadi di leher atau pergelangan tangan.
“Bila tidak didapatkan nadi, bisa memulai resusitasi jantung paru atau pijat jantung luar dan bantuan napas, sembari penolong lain bisa menghubungi ambulans untuk dapat segera membawa korban ke rumah sakit,” imbau Habibie.
Posisikan orang tersebut secara benar dengan posisi terlentang dengan alas yang keras. Posisi tersebut juga memungkinkan dilakukannya pijat jantung luar.
Jika orang terkena serangan jantung dalam posisi duduk, dikhawatirkan darah dari jantung ke otak tidak bisa dipompa dengan baik.
Posisi tersebut bisa membuat orang tersebut semakin tidak sadar dan mempersulit pertolongan pijat jantung luar.
Bagi orang yang gemar berolahraga harus lebih sadar dengan kondisi tubuhnya sendiri. Jika memiliki risiko penyakit jantung seperti serangan jantung, sebaiknya menghindari olahraga yang bersifat kompetitif.
Pasien harus tahu kapan harus berhenti berolahraga jika dada dirasa sudah tidak nyaman.
"Durasi olahraga yang aman bagi pasien jantung yang berisiko mengalami serangan jantung harus ditentukan berdasarkan uji latih jantung yang dilakukan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah,” jelas Habibie.
Selanjutnya: 10 Prodi Saintek dan Soshum terketat Unpad di SBMPTN 2021, ada prodi Anda?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News