EDUKASI - JAKARTA. Apa arti dari Greenflation yang populer di media sosial. Istilah terkait kondisi ekonomi ini menjadi salah satu bahasan di dunia maya setelah dibahas pada Debat Keempat Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024.
Greenflation merujuk pada istilah Inflasi Hijau, yang ini berkaitan dengan adanya perubahan harga karena transisi energi hijau sebuah negara atau wilayah.
Menurut ECB atau Europan Central Bank, kemunculan istilah Greenflation dipicu salah satunya karena harga gas alam di Eropa dua kali lipat lebih mahal dibandingkan harga di awal tahun 2022.
Hal ini karena situasi adanya konflik Rusia-Ukraina sehingga harga yang melonjak di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai situasi pasokan, dilansir dari Union Investment.
Baca Juga: Apindo: Kebijakan Hilirisasi Bermasalah dan Perlu Dievaluasi
Namun, inflasi di Eropa diklaim stabil, dan setelah itu tingkat inflasi akan mulai turun lagi secara bertahap. Jika tingkat inflasi tidak kembali ke kisaran target bank sentral, bank mungkin merasa tidak punya pilihan lain selain memperketat kebijakan moneternya.
Potensi pendorong harga lainnya akan kembali terlihat, faktor yang sudah tidak lagi menjadi sorotan setelah pecahnya perang di Rusia-Ukraina.
Salah satu cabang dari Greenflation adalah Climateflation, Ini menggambarkan fenomena dimana kenaikan harga dipicu oleh perubahan iklim yang sudah terjadi, yaitu dampak langsung dari perubahan iklim.
Contohnya adalah kenaikan harga ketika panen gagal akibat gelombang panas atau jika produksi terhenti karena badai. Tentunya, beberapa lini bisnis yang terdampak sebagai contoh masalah logistik yang menghubungkan perdagangan internasional.
Baca Juga: Industri Nasional Tangguh Hadapi Dampak Global, Menperin Bongkar Datanya
Meskipun inflasi hijau bisa menjadi potensi kekhawatiran, penting untuk diingat bahwa manfaat jangka panjang dari transisi ke perekonomian yang lebih hijau lebih besar daripada biaya jangka pendeknya.
Perekonomian yang lebih hijau akan lebih tahan terhadap perubahan iklim, memiliki udara dan air yang lebih bersih, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Cara memitigasi inflasi hijau atau greenflation
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memitigasi risiko inflasi hijau, dirangkum dari Goldman Sachs.
- Berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan: Hal ini akan membantu menurunkan biaya energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan lainnya.
- Meningkatkan efisiensi energi: Hal ini akan mengurangi permintaan energi, sehingga membantu menstabilkan harga.
- Memberikan insentif keuangan bagi dunia usaha dan konsumen untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan: Hal ini akan membantu menjadikan transisi menuju perekonomian ramah lingkungan menjadi lebih terjangkau.
- Transisi menuju perekonomian yang lebih ramah lingkungan merupakan tantangan yang kompleks, namun ini adalah tantangan yang harus kita lakukan jika ingin melindungi planet kita untuk generasi mendatang.
Inflasi hijau merupakan hambatan potensial dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih hijau, namun hal ini dapat kita atasi dengan perencanaan dan investasi yang cermat.
Itulah penjelasan singkat terkait arti dari Greenflation yang bisa menjadi referensi baru terkait jenis inflasi yang ada saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News