​Biografi Ibnu Sina dan Karyanya: Filsuf Islam dan Pakar Kedokteran Berpengaruh

Rabu, 26 Januari 2022 | 10:28 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Biografi Ibnu Sina dan Karyanya: Filsuf Islam dan Pakar Kedokteran Berpengaruh

ILUSTRASI. Ibnu Sina


SEJARAH - Abu 'Ali Husain bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Sina atau Ibnu Sina adalah seorang pakar kedokteran, filsuf, dan ilmuwan Islam berpengaruh pada abad pertengahan. Dalam artikel ini akan diulas mengenai biografi Ibnu Sina dan karya Ibnu Sina.

Ibnu Sina lebih dikenal Avicenna di Barat dan dijuluki sebagai Pangeran Para Dokter.  Ibnu Sina dilahirkan di pada bulan Safar 370 H atau Agustus-September 980 M di Afsyanah, sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan saat ini. 

Ibnu Sina memiliki adik bernama Abul Harits yang lebih muda lima tahun. Ayah Ibnu Sina berasal dari Balkh, suatu kota yang dikenal sebagai Bakhtra oleh orang Yunani. 

Kota itu sebagai pusat perdagangan dan metropolitan politik, kota intelektual dan keagamaan, serta pusat kehidupan agama dan para intelektual. 

Lantas, seperti apa biografi Ibnu Sina secara rinci dan karya Ibnu Sina?

Baca Juga: Sejarah Pala, buah berwarna kekuningan yang menarik penjajah datang ke Indonesia

Biografi Ibnu Sina

Biografi Ibnu Sina di artikel ini akan membahasa masa kecil hingga Ibnu Sina menghasilkan karya di bidang kedokteran. Sejak kecil, Ibnu Sina sudah menunjukkan kepandaian yang luar biasa. 

Dirangkum dari buku Ibnu Sina Ilmuwan, Pujangga, Filsuf Besar Dunia (2018) oleh Ahmad Ridlo Shohibul Ulum, di usia lima tahun, Ibnu Sina telah belajar menghafal Al-Qur'an. Selain itu, dia juga belajar ilmu-ilmu agama. Lalu, Ibnu Sina pindah dari desa ke kota Bukhara. 

Di sana, Ibnu Sina dididik oleh seorang guru atau tutor yang datang ke rumah untuk mengajarkan kitab suci Al-Qur'an dan ilmu sastra atau bahasa. Ibnu Sina menguasai keseluruhan Al-Qur'an dan tata bahasa saat memasuki usia sepuluh tahun. 

Baca Juga: Haji dan kosmopolitanisme peradaban

Lalu, Ibnu Sina mempelajari logika dan matematika. Untuk matematika, Ibnu Sina dibimbing oleh Abu 'Abdillah An-Natili. Setelah menguasai pelajaran-pelajaran ini dengan cepat, Ibnu Sina mempelajari fisika, metafisika, dan kedokteran bersama Abu Sahl Al-Masihi. 

Kemudian, biografi Ibnu Sina berlanjut ketika dia berusia 16 tahun. Pada usia 16 tahun, Ibnu Sina mahir dalam semua ilmu pengetahuan pada masanya, kecuali metafisika. Di usia itu pula Ibnu Sina mulai merawat orang sakit dan mulai menemukan metode-metode perawatan baru. 

Setelah gurunya yang terakhir ini pindah ke Karkanj, Ibnu Sina menyibukkan diri menulis buku tauhid, fisika, dan ilmu kedokteran. Satu setengah tahun berikutnya, Ibnu Sina memperdalam ilmu mantik dan filsafat. 

Nama Ibnu Sina menjadi terkenal saat dia mampu menyembuhkan penyakit Sultan Bukhara, Nuh Ibnu Manshur. Saat itu, usia Ibnu Sina baru 17 tahun. 

Baca Juga: 5 Parfum termahal di dunia

Sebagai penghargaan, Sultan Bukhara pun meminta Ibnu Sina menetap di istana. Setidaknya selama Sultan dalam proses penyembuhan. Namun, Ibnu Sina menolaknya dengan halus. 

Sebagai gantinya, Ibnu Sina meminta izin menggunakan perpustakaan kesultanan yang kuno dan antik untuk mencari referensi dan memperdalam keilmuannya. 

Kemampuan Ibnu Sina yang cepat menyerap berbagai cabang ilmu pengetahuan membuatnya menguasai berbagai macam materi keilmuan dari perpustakaan kesultanan pada usia 21 tahun. 

Setelah ayahnya wafat, Ibnu Sina meninggalkan Bukhara dan pergi ke Kota Gurganj yang terkenal dengan kebudayaannya yang tinggi. Ibnu Sina lalu membuka praktik dokter, bidang pendidikan, dan menulis buku. 

Baca Juga: Kejang demam bisa sebabkan epilepsi

Karya Ibnu Sina

Ada sejumlah karya Ibnu Sina. Karya Ibnu Sina merupakan kombinasi dari pemikiran Neoplatonik dan filsafat Aristoteles dengan teologi Islam, yang dipadukan secara komprehensif. 

Dirangkum dari laman Britannica, karya Ibnu Sina, seperti Kitab al-Shifa atau Buku tentang Penyembuhan, merupakan ensiklopedia yang mencakup empat bagian, yaitu penalaran, fisika, matematika, dan metafisika. 

Dalam karyanya itu, Ibnu Sina membagi ilmu pengetahuan ke dalam beberapa klasifikasi. Misalnya, di bidang fisika, Ibnu Sina membahasa alam menurut delapan prinsip dasar sains. 

Di antaranya adalah sains secara umum, benda langit dan objek geografis, unsur-unsur utama, meteorologi, minearologi, botani, zoologi, dan psikologi (ilmu tentang jiwa). Karya Ibnu Sina lainnya adalah Al-Qanun fi At-Thibb (The Canon of Medicine) atau Kitab Pengobatan, yang terdiri dari lima buku.

Baca Juga: Sejarah Pala, buah berwarna kekuningan yang menarik penjajah datang ke Indonesia

Dalam buku pertama, Ibnu Sina membahas metode pengobatan berdasarkan pengamatan terhadap empat unsur, yaitu tanah, udara, api, dan air. 

Buku kedua membahas materia medica atau pengetahuan tentang efek terapeutik yang terjadi pada tubuh dari setiap zat yang digunakan untuk penyembuhan. Di buku ketiga, Ibnu Sina mengulas tentang penyakit-penyakit pada tubuh manusia, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Kemudian pada buku keempat, dia menyajikan pengamatan penyakit yang tidak spesifik pada organ tertentu, seperti demam. Lalu pada buku kelima, Ibnu Sina membahas tentang obat-obatan majemuk. 

Di buku kedua dan kelima, Ibnu Sina menyajikan sekitar 760 contoh obat-obatan majemuk. Kitab Pengobatan menjadi salah satu warisan penting Ibnu Sina, karena dipakai sebagai buku rujukan utama di Eropa hingga pertengahan abad XVII.

Itulah biografi Ibnu Sina dan karya Ibnu Sina yang dikenal oleh dunia Barat maupun Islam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Virdita Ratriani

Terbaru