Demam, flu, dan batuk saat pandemi corona, ini yang harus Anda lakukan

Rabu, 20 Januari 2021 | 23:45 WIB Sumber: Channel News Asia
Demam, flu, dan batuk saat pandemi corona, ini yang harus Anda lakukan


VIRUS CORONA - Di tengah pandemi virus corona, banyak orang yang merasakan gejala pernapasan yang lebih ringan mungkin ragu-ragu untuk segera ke dokter. Sebab, mereka tidak yakin, apakah mereka benar-benar sakit.

“Sangat umum bagi seseorang pada fase awal munculnya gejala untuk tidak yakin, apakah itu awal dari flu atau apakah itu hanya, katakanlah, tenggorokan kering karena sedikit dehidrasi,” kata Wakil Dekan Bidang Penelitian National University of Singapore (NUS) Associate Professor Alex Cook.

“Apa yang akan memicu saya untuk memeriksanya adalah jika saya memiliki banyak gejala, jadi itu mungkin infeksi dan bukan kelelahan atau sesuatu, atau jika gejala tersebut bertahan lebih lama dari satu atau dua hari. Dalam hal ini, penting untuk memeriksanya," ujarnya kepada Channel News Asia.

Banyak pasien dengan gejala ringan mungkin belum ingin ke dokter dulu karena mereka masih merasa sehat dan tidak ingin terkena virus corona saat berada di klinik atau rumahsakit.

Baca Juga: Kasus harian Indonesia tembus 12.000, waspada 7 gejala baru virus corona menurut WHO

“Butuh upaya untuk membuat janji, bepergian ke sana, dan menunggu. Alasan lainnya adalah kurangnya kesadaran, beberapa mungkin berpikir bahwa penderita COVID-19 harus mengalami demam dengan batuk,” kata Dr Ling Li Min, dokter penyakit menular di Klinik Rophi, kepada Channel News Asia.

Hujan salju di Seoul

Alasan tidak segera mengunjungi dokter

Secara umum, pasien dengan gejala infeksi saluran pernapasan akut ringan seringkali tidak segera mengunjungi dokter, menurut Dr John Cheng, Kepala Perawatan Primer di Healthway Medical Group.

“Saat ini, ada berbagai alasan mengapa beberapa pasien mungkin menunda mencari bantuan medis. Beberapa alasan termasuk takut mengambil tes PCR (polymerase chain reaction), atau bahkan hanya menghindari pergi ke klinik untuk penyakit ringan guna mengurangi risiko tertular (virus corona)," ungkap Cheng.

Tetapi, ada juga pasien yang mengunjungi klinik segera ketika mereka merasa sakit karena mereka lebih suka tidak mengambil risiko terkena infeksi yang lebih parah atau menginfeksi orang yang mereka cintai.

Baca Juga: Senjata melawan virus corona, berikut 8 cara dongkrak imunitas tubuh

Hanya, “Jelas lebih baik kurangi aktivitas Anda jika Anda tahu Anda memiliki gejala pilek atau flu tetapi belum mau ke dokter,” sebut Cook.

Gejala virus corona juga mirip dengan alergi biasa atau penyebab non-infeksius lainnya, seperti batuk, sakit tenggorokan atau pilek, Presiden Perhimpunan Mikrobiologi dan Infeksi Klinis Asia Pasifik Paul Tambyah mengatakan.

"Itulah mengapa, yang terbaik adalah pergi ke dokter yang akan mengetahui apakah Anda seseorang dengan kecenderungan untuk alergi rinitis atau penyebab lain dari gejala tersebut," ujarnya.

Sementara banyak orang dengan gejala ringan mungkin ragu untuk mengunjungi dokter, para ahli dan dokter mengimbau individu untuk tetap waspada dan melakukan pemeriksaan jika gejala memang muncul.

Baca Juga: WHO: Pendekatan saya yang pertama dapat vaksin corona hanya memperpanjang pandemi

Tapi, “Saya cukup yakin, saat ini, kebanyakan orang dengan gejala pilek atau flu ringan sebenarnya tidak memiliki Covid-19, tetapi beberapa infeksi lain,” ungkap Cook.

“Namun, risikonya ada, dan sementara sebagian besar infeksi COVID-19 ringan akan sembuh dengan sendirinya, ada risiko nyata dan substansial yang mungkin menyebar ke seseorang yang rentan yang bisa sakit parah,” imbuhnya.

Dengan gejala ringan untuk segera diuji 

Meski begitu, Tambyah bilang, mungkin "sulit" untuk memutuskan kapan harus ke dokter jika pasien memiliki gejala virus corona yang tidak spesifik.

"Menurut saya, pendekatan terbaik adalah beristirahat sehari dan jika tidak lebih baik keesokan harinya, temui dokter. Tentu saja, jika seseorang bekerja di perusahaan yang berisiko tinggi, bahkan untuk istirahat sehari, maka tidak ada pilihan kecuali menemui dokter pada hari pertama," katanya.

Baca Juga: Peringatan WHO: Kematian global akibat virus corona bisa 100.000 per minggu

“Saya akan mengimbau orang dengan gejala ringan untuk segera diuji. Kami jelas memiliki masalah dan sekarang saatnya untuk memberantasnya,” ujar Profesor Dale Fisher, konsultan senior di NUH dan Ketua Jaringan Siaga dan Respons Wabah Global WHO.

Jika seseorang dites dengan hasil positif Covid-19, ini memberi kesempatan untuk segera melacak kontak untuk menemukan kasus lain.

“Saya tahu, sebagian besar dari kita tidak akan menyukai isolasi jika terbukti positif, tetapi itu benar-benar untuk kebaikan masyarakat. Saya pikir itu adalah titik kritis saat ini," tegas Fisher.

Setiap orang harus memperhatikan gejala, termasuk demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri tubuh, nyeri, kehilangan rasa atau bau, pilek. Juga, saat mengalami mual, muntah, atau diare.

Baca Juga: Waspada, sakit mata termasuk salah satu gejala Covid-19

“Pesannya adalah gejala pernafasan akut dengan atau tanpa demam, apapun tingkat keparahannya, harus ke dokter,” tambahnya.

Hilangnya rasa dan bau adalah "gejala khas" virus corona, karena ini biasanya tidak terjadi dengan virus lain, Cook menambahkan.

“Tetapi penting untuk diingat, Anda tidak harus memiliki salah satu dari gejala khas tersebut untuk terjangkit Covid-19. Profil gejalanya banyak tumpang tindih dengan virus influenza atau flu biasa, jadi satu-satunya cara untuk memastikan adalah melalui sebuah tes," katanya.

Selanjutnya: Terjangkit corona, berikut 10 hal yang harus dilakukan saat karantina mandiri

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru