​Mohammad Yamin, tokoh yang merumuskan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Rabu, 28 Oktober 2020 | 08:14 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Mohammad Yamin, tokoh yang merumuskan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

ILUSTRASI. Mohammad Yamin


Pendidikan Mohammad Yamin

Mohammad Yamin

Mohammad Yamin mendapatkan pendidikan dasarnya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang. Kemudian melanjutkannya ke Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta. 

Di AMS Yogyakarta, ia mulai mempelajari sejarah purbakala dan berbagai bahasa seperti Yunani, Latin, dan Kaei. 

Dia lalu berkuliah di Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta, yang kelak menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia), dan berhasil memperoleh gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) pada tahun 1932.

Baca Juga: Kemenperin: Bonus demografi menjadi peluang untuk bangun industri

Karier sastra Mohammad Yamin

Mohammad Yamin memulai karier sebagai seorang penulis pada dekade 1920-an semasa dunia sastra Indonesia mengalami perkembangan. Karya-karya pertamanya ditulis menggunakan bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera, sebuah jurnal berbahasa Belanda pada tahun 1920. 

Pada tahun 1922, Yamin muncul untuk pertama kali sebagai penyair dengan puisinya, Tanah Air; yang dimaksud tanah airnya yaitu Minangkabau di Sumatera. Tanah Air merupakan kumpulan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan.

Kumpulan puisi kedua Mohammad Yamin yakni Tumpah Darahku, terbit pada 28 Oktober 1928. Karya ini sangat penting dari segi sejarah, lantaran pada waktu itu Yamin dan beberapa orang pejuang kebangsaan memutuskan untuk menghormati satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia yang tunggal. 

Selain itu, Yamin juga membuat drama sandiwara Ken Arok dan Ken Dedes, esai, novel sejarah, dan puisi. Ia juga menterjemahkan karya-karya William Shakespeare dan Rabindranath Tagore.

Baca Juga: Dorong pertumbuhan wirausaha, BNI gelar UMKM Muda Virtual Week Spesial Sumpah Pemuda

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru