EDUKASI - 18 Tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 26 Desember 2004, Aceh dan sebagian wilayah Sumatera Utara dilanda tsunami yang sangat hebat.
Selain Indonesia, ada total sebanyak 15 negara lain yang terkena bencana tsunami tersebut yaitu Indonesia, Sri Lanka, Myanmar, Malaysia, India, Maldewa, Somalia, Thailand, Seychelles, Tanzania, Bangladesh, Kenya, Afrika Selatan, Yaman, dan Madagaskar, .
Bersumber dari Kompas.com (26/12/22), tidak kurang dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggalnya dan total korban jiwa dalam tsunami 26 Desember 2004 ini mencapai angka 230.000 jiwa.
Sebelum terjadi tsunami, terjadi gempa bumi di bawah laut dengan pusat gempa di Samudera Hindia dan merupakan gempa terbesar ke-5 di dunia.
Lalu apa itu bencana tsunami dan apa saya faktor penyebabnya? simak uraiannya berikut ini.
Baca Juga: Fresh Graduate Bisa Daftar, Cek Lowongan Kerja di Adaro Energy Terbaru 2022 Ini
Pengertian dan penyebab tsunami
Tsunami adalah rentetan ombak besar yang disebabkan oleh gempa di dasar laut. Bersumber dari laman resmi PBB, nama tsunami berasal dari bahasa Jepang "tsu" (pelabuhan) dan "nami" (ombak).
Bencana ini biasa terjadi di Negara Jepang. Dampak dari tsunami sendiri menyebabkan banyak warga negara ini yang tewas.
Mengutip Encyclopedia Britannica, tsunami bisa mencapai kecepatan 800km/jam. Panjang gelombang bisa mencapai 100 hingga 200 km.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan tsunami terjadi. Berikut faktor-faktor penyebab tsunami dikutip dari laman resmi PBB.
1. Gempa
Gempa bisa memicu terjadinya bencana tsunami, tapi tidak semua gempa. Gempa yang terjadi di bawah laut bisa menyebabkan tsunami terjadi.
Saat lempengan samudera bertemu dengan lempengan benua atau lempengan samudera lain, bisa membuat tsunami terjadi.
Tsunami bisa terjadi jika gempa yang muncul berada di atas 5.5 skala richter. Gempa juga merupakan gempa dangkal yang berjarak kurang dari 70 km dari daratan.
2. Longsoran
Penyebab tsunami bisa berasal dari longsoran di dekat pantai. Longsoran tersebut akan mendorong air laut.
Dari dorongan tersebut tercipta gelombang besar yang bisa menyapu daratan. Longsoran di bawah laut juga berpotensi menyebabkan tsunami.
3. Erupsi gunung berapi
Selain gempa, erupsi gunung berapi juga bisa memicu gelombang tsunami. Muntahan erupsi yang masuk di laut menyebabkan air laut terdorong.
Dorongan dari air laut kemudian menciptakan gelombang besar yang berbahaya. Tsunami akibat letusan gunung terjadi saat erupsi Gunung Krakatau.
Erupsi Gunung Krakatau pada 26 Agustus 2883, menyebabkan tsunami setinggi 41 meter. Tsunami ini juga memakan korban jiwa hingga 36,417 orang.
Baca Juga: Penderita Kencing Manis Wajib tahu, 8 Herbal Ini Bisa Atasi Penyakit DIabetes
Tanda-tanda terjadinya tsunami
Sebelum tsunami terjadi, ada beberapa tanda-tanda yang biasa muncul. Dikutip dari Pusat Informasi Tsunami UNESCO, berikut tanda-tanda dari tsunami.
- Gempa yang terjadi di dekat pantai atau laut
Jika Anda berada di dekat pantai dan merasakan getaran gempa, segera menjauh. Gempa yang terjadi di lepas pantai bisa memicu terjadinya tsunami.
Segera menjauh dari bibir pantai atau laut, serta cari tempat yang aman dan tinggi dan tetap ikuti informasi terbaru dari instansi terkait.
- Air laut yang menyusut hingga dasar laut terlihat
Salah satu tanda tsunami adalah menyusutnya air di lepas pantai. Menyusutnya air laut menyebabkan dasar pantai terlihat.
Jika Anda melihat fenomena ini, segera menjauh dan cari tempat yang tinggi. Gelombang tsunami akan datang tidak lama setelah air laut menyusut drastis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News