​Ernest Douwes Dekker, tokoh Tiga Serangkai yang mendirikan Indiche Partij

Kamis, 29 Oktober 2020 | 15:26 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Ernest Douwes Dekker, tokoh Tiga Serangkai yang mendirikan Indiche Partij


Pda Februari 1900, Ernest Douwes Dekker bertolak dari Batavia menuju Transvaal, Afrika Selatan.  Bersama beberapa rekannya dari Hindia Belanda seperti J.G Van Ham dan lain-lain, Douwes Dekker berangkat sebeagai sukarelawan ke Afrika Selatan membantu kelompok minoritas yakni leluhurnya, Belanda melawan orang-orang Inggris. 

Pada April 1902 Douwes Dekker dan kawan-kawannya ditahan oleh pemerintah Inggris di Pretoria dan kemudian dipindahkan ke Kolombo, Sri Langka. Tak lama ditahan, ia kembali ke Hindia Belanda dan memulai debutnya dalam dunia politik dan jurnalisme. 

Pada tahun 10-3, Douwes Dekker mulai bergabung dengan redaksi De Loomotif di bawah P Brooscholt yang berpusat di Semarang. Surat kabar ini merupakan salah satu pendukung gagasan Politik Etis. 

Kemudian ia bergabung dengan Soerabaiasch Handelsblad. Lalu, bergabung di Bataviaasch Nieuwsbla, tempat sebelumnya ia pernah menulis opini dan pengalamannya sehubungan dengan Perang Broer  di Afrika Selatan. 

Baca Juga: Bikin heboh, ada wacana sepeda bakal diberikan pelat nomor di Malaysia

Keterlibatan Douwes Dekker dalam redaksi surat kabar terakhir inilah yang terpenting dalam perjalanan karir intelektual dan politiknya. Secara umum idealisme dan gagasannya bersesuaian dengan Karel Zallbergh, pemimpin Bataviaasch Nieuwsblad yang menjadi kawan dekat dan mentornya. 

Sikap anti-kolonial Douwes Dekker terlihat terutama melalu tulisannya, “ Hoe kan Holland he Spoedigst zijn Kolonial verliezen? (Bagaimana cara Belanda cepat-cepat melepaskan jajahannya?) yang dimuat dalam Niuewe Arahemsche Courant pada bulan Juli 1908.

Ia mempersoalkan kebijakan pemerintah Hindia Belanda dan menyatakan bahwa Politik Etis atau modernisasi bukanlah cara tepat untuk memperkuat loyalitas koloni Hindia. Yang lebih tepat ialah membebaskannya, atau dengan menciptakan pemerintahan sendiri oleh rakyat Hindia.

Gagasan tersebut sangatlah radikal dalam konteks Hindia Belanda waktu itu.

Baca Juga: Negara ini ingin kemerdekaan penuh dari Inggris tahun depan

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru