​Mengenal bendungan kering Ciawi dan Sukamahi, bendungan kering pertama di Indonesia

Rabu, 17 Februari 2021 | 11:24 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Mengenal bendungan kering Ciawi dan Sukamahi, bendungan kering pertama di Indonesia

ILUSTRASI. Bendungan Sukamahi


Bendungan Sukamahi

Pembangunan Bendungan Sukamahi yang sudah direncanakan sejak tahun 1990-an, mulai dibangun tahun 2017 dan progresnya saat ini sudah mencapai 60 persen. 

Sedangkan progres lahan yang sudah bebas telah mencapai 40,86 hektare atau 92,67 persen dari kebutuhan 46,7 hektare.

Pekerjaan berjalan kini meliputi galian tubuh bendungan, grouting tubuh bendungan, bangunan pelimpah (clearing dan pengecoran), pekerjaan hidromekanikal, pembangunan fasilitas umum (gardu pandang, masjid, gudang, landscaping), dan clearing area lahan.

Kontrak pembangunan Bendungan Sukamahi senilai Rp447,39 miliar ditandatangani pada 20 Desember 2016 dengan kontraktor PT. Wijaya Karya-Basuki KSO.  Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektare.

Baca Juga: Ikkapi sebut sejumlah harga pangan masih belum stabil

Dari penelusuran debit banjir kala ulang 50 tahun, dengan dibangunnya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi mengurangi debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 577,05 meter kubik per detik. 

Bila dikurangi dengan debit Sungai Ciliwung yang nantinya dialirkan Kanal Banjir Timur melalui Sodetan Ciliwung sebesar 60 meter kubik per detik maka debit di Pintu Air Manggarai sebesar 517,05 meter kubik per detik.

Di samping pembangunan infrastruktur fisik, Kementerian PUPR juga memiliki sistem peringatan dini banjir telemetri yang mencatat tinggi muka air di beberapa pintu air dan pos pengamatan seperti Pos Katulampa, Pintu Air Depok, dan Pintu Air Manggarai. 

Selain itu juga telah diatur tingkat siaga dan kewenangan buka tutup pintu air.

Kementerian PUPR melalui BBWSCC setiap jamnya melakukan pembaharuan informasi Tinggi Muka Air (TMA) sungai di pintu air/pos pengamatan, cuaca di lokasi dan kategori statusnya, tidak hanya di Sungai Ciliwung tetapi juga sungai-sungai lainnya di area Jabodetabek.

Selanjutnya: ​Mengenal Bendungan Prijetan, bendungan tertua di Indonesia sejak zaman Belanda

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru