Dia adalah raja keempat Kerajaan Majapahit setelah mewarisi tahta ibunya, Tribhuwana Tunggadewi atau putri Raden Wijaya.
Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, daerah kekuasaan mencakup seluruh Nusantara, yakni meluas sampai ke Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura), dan sebagian kepulauan Filipina.
Majapahit memiliki kekuatan yang signifikan dalam membangun relasi dengan China, Champa, Kamboja, Annam, dan Thailand (Siam).
Sekitar 98 kerajaan pada saat itu ada di genggaman Majapahit. Keberhasilan Hayam Wuruk tak lepas dari pengaruh Gajah Mada. Gajah Mada adalah panglima tertinggi, mahapatih, sekaligus tangan kanan Hayam Wuruk.
Baca Juga: 8 Masjid tertua di Indonesia
Sumpah Palapa sebenarnya adalah janji politik yang diucapkan Patih Gajah Mada ketika dilantik sebagai Maha Patih. Gadjah Mada bersumpah akan menyatukan wilayah-wilayah Nusantara di bawah naungan Majapahit.
Kematian Gajah Mada pada 1364 menjadi awal redupnya kejayaan Majapahit. Setelah Gajah Mada meninggal, Hayam Wuruk sangat terpukul dan menolak menunjuk Maha Pahit lain.
Alasan Hayam Wuruk melakukan itu karena dia berutang budi pada Gajah Mada yang membawa puncak keemasan dan sangat menghormatinya.
Selanjutnya: Runtuhnya majapahit dan mitos gunung kelud
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News