Modal enteng berinvestasi reksadana

Jumat, 12 Mei 2017 | 10:20 WIB   Reporter: Dupla Kartini
Modal enteng berinvestasi reksadana



Varian reksadana

Ada banyak jenis reksadana tergantung aset dasarnya. Jika didasarkan pada mekanisme jual/belinya, reksadana terbagi dua, yaitu reksadana terbuka (open end) dan reksadana tertutup (closed end fund).

Bedanya, reksadana terbuka tidak dapat dijual kembali kepada manajer investasi. UP hanya dapat dijual kembali kepada investor lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Sedangkan, reksadana terbuka bisa dibeli/dijual sewaktu-waktu.

Berikut empat jenis reksadana yang termasuk reksadana terbuka yang relatif bisa terjangkau oleh investor kelas ritel:

1. Reksadana pasar uang
Seluruh aset dasar jenis reksadana ini diputar pada instrumen pasar uang atau efek bersifat utang dengan masa jatuh tempo kurang dari setahun. Antara lain deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN).

Ada kemungkinan imbal hasil reksadana pasar uang minus. Namun, potensi anjlok sangat kecil. Sebab, nilai efek di pasar uang (SBI, deposito, dan SPN) yang berjangka pendek tidak banyak bergerak. Sepadan dengan risiko yang sangat rendah, return yang dihasilkan pun terbatas. Namun, return produk ini tetap bisa lebih tinggi dibanding bunga deposito.

2. Reksadana saham
Sesuai namanya, aset dasar utama reksadana saham adalah instrumen saham. Minimal 80% dana kelolaan wajib dibelikan instrumen saham. Sisanya bisa ditempatkan di instrumen utang dan pasar uang. Jenis reksadana ini paling berpotensi memberikan imbal hasil tertinggi. Keuntungan yang tinggi didapat dari selisih antara harga jual dengan harga beli saham (capital gain). Keuntungan lain didapat apabila perusahaan penerbit saham membagi dividen.

3. Reksadana pendapatan tetap
Minimal 80% dana kelolaan wajib diinvestasikan pada surat utang alias obligasi jangka panjang. Sisanya, bisa diputar di pasar uang.

Meski namanya pendapatan tetap, tidak berarti reksadana ini menjanjikan imbal hasil tetap seperti deposito. Yang dimaksud pendapatan tetap lebih mengacu pada jenis aset dasarnya yang memberikan hasil tetap, seperti bunga deposito, atau kupon obligasi.

Reksadana ini tergolong berisiko sedang, memang tidak setinggi reksadana saham, namun tidak seringan risiko reksadana pasar uang. Dus, imbal hasil  yang bisa didapat biasanya tidak lebih besar daripada reksadana saham, namun bisa sedikit di atas return reksadana pasar uang

4. Reksadana campuran
Jeroan reksadana ini bisa terdiri dari saham, obligasi dan instrumen pasar uang. Pengaturan porsi setiap jenis aset dasar paling fleksibel.

Jadi, investor berkesempatan mendapat imbal hasil dari berbagai macam instrumen investasi, baik saham, obligasi maupun deposito. Makanya, tingkat keuntungan yang biasanya dihasilkan reksadana campuran bisa lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang dan pendapatan tetap.

Editor: Dupla Kartini
Terbaru